Selasa 17 Apr 2012 15:40 WIB

Oknum Polairud Tembaki Perahu Nelayan

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Dewi Mardiani
Senjata api (Ilustrasi)
Senjata api (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Sejumlah nelayan asal Sungai Buntu, Kecamatan Pedes, diintimidasi oleh oknum Polairud. Oknum Polairud tersebut menjaga anjungan Pertamina di lepas Pantai Cilebar, Karawang, Jawa Barat. Intimidasi terhadap nelayan itu, berupa pengusiran kasar dengan menembakan senjata api.

Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Karawang, Tarpin Adinata, mengatakan, intimidasi itu terjadi Senin (16/4). Saat itu, ada lima perahu nelayan dengan ukuran lima gross ton (GT) hendak menjaring udang di Pantai Cilebar. "Kebetulan, para nelayan ini menjaring udang posisinya di sebelah timur anjungan Pertamina," kata Tarpin, Selasa (17/4).

Saat mereka menebar jaring, sebenarnya jaraknya cukup jauh dari anjungan. Akan tetapi, rupanya jaring tersebut terbawa arus laut dan dekat anjungan. Seketika, sejumlah petugas Polairud yang melihat lima perahu mendekat ke anjungan langsung menembaki nelayan itu. Karena panik, para nelayan langsung memotong jaringnya.

Seharusnya, kata Tarpin, jika petugas ini memperingati nelayan, tak perlu mengintimidasi dengan cara menembaki. Berikan pengarahan secara persuasif. Apalagi, pengetahuan nelayan terhadap anjungan itu sangat minim. "Jangan main hakim sendiri. Bagaimana jika tembakan itu mengenai perahu atau anggota tubuh nelayan? Jelas membahayakan," ujar Tarpin kesal.

Kejadian penembakan ini, sambung dia, tak hanya sekali terjadi. Melainkan sudah lebih dari tiga kali. Nelayan yang menjaring ke kawasan itu, selalu berbeda-beda. Ini yang menyusahkan pengurus Rukun Nelayan (RN) untuk memberikan arahan bahwa menjaring di sekitaran anjungan Pertamina dilarang. Pihak Pertamina dan Polairud tak memberikan solusi untuk tata cara memperingatkan nelayan. Harusnya, kata Tarpin, para nelayan ditegur baik-baik, bukan ditembaki.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement