Ahad 15 Apr 2012 15:32 WIB

PR Polda Metro Jaya, Tangani Aksi Geng Motor

Rep: Erdy Nasrul/ Red: Dewi Mardiani
Petugas kepolisian menangkap anggota geng motor (ilustrasi).
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Petugas kepolisian menangkap anggota geng motor (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah praktek kekerasan yang terjadi sebelum adanya penyerangan brutal geng motor berpita kuning dinilai meresahkan masyarakat. Penyerangan itu diduga kuat sebagai penyebab marahnya geng motor ini sehingga muncul dan bertindak brutal.

Penganiayaan hingga mengakibatkan meninggalnya kelasi Arifin, di Kemayoran, akhir Maret lalu, salah satunya. Sementara itu pada 7 April, tiga orang remaja dikeroyok oleh sekelompok pria bermotor di SPBU Shell, Jalan Danau Sunter, Kemayoran, Jakarta Utara. Korban tewas bernama Soleh (17 tahun), sementara korban luka berat bernama Zaenal (18 tahun) dan Reza (19 tahun). Keduanya mengalami luka tusuk dan masih dalam perawatan rumah sakit.

Penembakan pada Jumat (13/4) dini hari terhadap Kelasi Sugeng Riadi dari Lembaga Farmasi AL, terkena tembakan di telinga kanan dan Prada Akbar Fidi Aldian dari Yonif Linud 503 Kostrad, tertembak di dada hingga tembus, saat ini dirawat di RSPAD.

Sementara itu, masih di waktu yang sama di Jalan Pramuka, seorang warga sipil bernama Anggi Darmawan (19 tahun) tewas dianiaya oleh sekitar 200 an anggota geng motor berambut cepak dan berbadan tegap.

"Ini semua harus diusut tuntas. Otak pelakunya harus diseret ke hotel prodeo," jelas Haris. Kalau kasus ini tidak diusut tuntas, maka yang dipertaruhkan adalah korps bhayangkara khususnya, dan pemerintahan SBY secara keseluruhan. Sebabnya, tidak mampu memberikan rasa aman bagi masyarakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement