Sabtu 14 Apr 2012 21:35 WIB

Inilah Curhatan Pak Raden Soal "Si Unyil"

GALANG DANA UNTUK PAK RADEN.Drs Suyadi atau yang lebih dikenal dengan pak Raden saat acara galang dana untuk 'Pak Raden' di kediamannya, Jalan Petamburan 3 No 27, Slipi, Jakarta Pusat,Sabtu (14/4).Dana yang terkumpul akan digunakan Pak Raden untuk makan,be
Foto: REPUBLIKA/AGUNG FATMA PUTRA
GALANG DANA UNTUK PAK RADEN.Drs Suyadi atau yang lebih dikenal dengan pak Raden saat acara galang dana untuk 'Pak Raden' di kediamannya, Jalan Petamburan 3 No 27, Slipi, Jakarta Pusat,Sabtu (14/4).Dana yang terkumpul akan digunakan Pak Raden untuk makan,be

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Masih ingat sosok Pak Raden? Tokoh berkumis tebal dengan pakaian Jawa lengkap dengan blangkon dan tongkatnya sangat terkenal pada era 80an. Tokoh berwatak pemalas, galak dan tegas dalam kisah "Si Unyil" ini masih lekat dalam benak masyarakat yang tumbuh pada era tersebut.

Namun sayang, Pak Raden dalam kehidupan aslinya kini sedang dirundung masalah. Pak Raden saat ini sedang berjuang memperoleh hak cipta dari para tokoh yang ada di kisah "Si Unyil".

Dengan tulisan tangan di dua lembar kertas putih, Pak Raden menuliskan segala keluh kesahnya. "Sisi Lain dari Pak Raden", begitu kalimat pertama yang tertulis di sudut atas halaman pertama kertas.

Berikut isi tulisan yang diberinya judul "Si Unyil Sebuah Kegagalan".

"Bukan soal misi atau produtivitas, akan tetapi kegagalan bagi kreatornya secara finansial. Kerja keras selama bertahun-tahun tidak menghasilkan rejeki bagi kreatornya. Sebaliknya mereka yang tidak berbuat apa-apa, merekalah yang meraup keuntungan dari 'Si Unyil'. Dengan berdalih bahwa hak cipta 'Si Unyil' pernah saya serahkan kepada pihak Perum Produksi Film Negara (PFN), maka PFN beranggapan bahwa saya telah kehilangan kepemilikan hak cipta terhadap 'Si Unyil'.

Dalam goresan tinta tersebut Pak Raden juga menceritakan kronologis perjanjian dengan pihak PFN yang ditenggarai merugikan Pak Raden.

"Perjanjian mengenai penyerahan hak cipta yang dibuat pada tanggal 14 Desember 1995, dan berlaku selama lima tahun itu seharusnya sudah berakhir pada tanggal 14 Desember 2000. Tetapai pihak PFN berpendapat bahwa hak cipta tetapi berada pada PFN untuk selamanya. Begitu pula pendaftaraan tokoh-tokoh si Unyil ke Departemen Kehakiman oleh PFN dianggap oleh PFN bahwa saya tidak memiliki hak lagi atas tokoh-tokoh ciptaan saya dan ini berlaku untuk selamanya. Mengapa saya sampai sebodoh itu untuk menyerahkan cipta si Unyil ke pihak lain. Sekian tahun yang lalu dikandung maksud oleh pimpinan PFN untuk menertibkan iklan-iklan yang menggunakan tokoh-tokoh si Unyil."

"Untuk menindaknya dirasa perlu oleh PFN pengalihan hak cipta dari kreatornya pada PFN. Kita tahu ada produk makanan dan barang juga rumah dan lain-lain menggunakan merek si Unyil, Pak Raden dan sebagainya. Tapi hingga kini belum ada pernah ada tindakan apa-apa terhadap pemakaian label dengan tokoh si Unyil tersebut. Malah sekarang ada tayangan di stasiun televisi swasta yang menggunakan karakter 'Si Unyil'. Begitu juga tokoh 'Si Unyil'. Begitu juga iklan produk makanan dengan menampilkan tokoh si Unyil di layar kaca. Dan yang sekarang sedang diproduksi adalah si Unyil dengan format 3 dimensi di sebuah studio animasi di Batam."

Dalam tulisan itu Pak Raden juga berharap bila ia mendapatkan kembali keuntungan dari karyanya menciptakan tokoh si Unyil.

"Sudah pasti uang mengalir ke kocek pihak lain, bukan ke saya. Karena itu besar harapan saya sekiranya saya dapat lagi memegang kepemilikan hakl cipta si Unyil sebelum matahari kehidupan saya terbenam."

Saat ditemui di kediamannya di Jalan Petamburan III, RT 03/RW04 No.27 Kelurahan Petamburan, Kecamatan Tanah Abang Jakarta Pusat, Sabtu (14/4), Pak Raden mengaku untuk mencukupi kebutuhan hidupnya selama ini, ia menjual lukisannya. Dalam kesempatan tersebut, Pak Raden dibantu rekan-rekannya yang lain, juga menjual kaos bergambar Pak Raden yang dijualnya seharga Rp 120 ribu per buah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement