Kamis 12 Apr 2012 23:15 WIB

2015, Pelayaran Nasional Butuh 80 Ribu Pelaut

Pelaut. Ilustrasi
Foto: .
Pelaut. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Dunia pelayaran nasional setiap tahunnya masih membutuhkan tenaga kerja sebanyak 7.000 orang, kata Kepala Seksi Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan (BP2IP) Mugen Supriatin Sartoto.

Di sela Pelantikan XXVI Perwira Pelayaran Niaga Nusantara di Auditorium Kampus BP2IP di kawasan Gunung Anyar Surabaya, Kamis, Mugen memproyeksikan hingga 2015 pelayaran nasional masih kekurangan sekitar 80.000 pelaut yang bekerja di bidang kemaritiman.

"Padahal, lulusan dari beberapa maupun Sekolah Tinggi Pelayaran baru sekitar 1.500 orang per tahunnya," kata dia kepada wartawan.

Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2005 tentang Pemberdayaan Industri, pelayaran nasional menjadi latar belakang meningkatnya kebutuhan pelaut tanah air secara signifikan. "Sejak diterbitkannya instruksi presiden, jumlah armada kapal laut dari 4.000 menjadi 6.000 atau naik sekitar 160 persen," tutur Mugen.

Sebagai lembaga pendidikan di bawah Kementerian Perhubungan, BP2IP berupaya memberikan kontribusi tenaga kerja pelaut. Sejak 2002, kampus ini sudah meluluskan 2.162 orang pelaut. Khusus pelantikan Perwira Pelayaran Niaga Nusantara 2012, jumlahnya mencapai 144 orang.

Dari banyaknya alumni BP2IP Surabaya, kata dia, tidak hanya tersebar di beberapa perusahaan pelayaran tanah air, tetapi juga di Asia maupun negara di Eropa. Misalnya, di Jepang dan Korea yang memiliki banyak armada, tetapi sedikit jumlah tenaga kerjanya.

"Lulusan BP2IP Surabaya banyak yang terikat dinas di luar negeri, seperti perusahaan pelayaran Hanjin Korea, Jepang, bahkan Belanda," katanya.

BP2IP Surabaya, lanjut Mugen, melihat besarnya kebutuhan tenaga kerja pelayaran internasional merupakan salah satu peluang mendatangkan devisa. Pelaut Indonesia terus dilirik setelah keikutsertaannya dalam sidang International Maritime Organization (IMO), November 2001.

Dari sidang tersebut, Indonesia masuk dua besar di antara 162 negara lain. Indonesia mampu memenuhi standar IMO dalam mencetak SDM pelaut sehingga dunia kerja pelayaran internasional bisa menerima mereka.

Secara terpisah, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Perhubungan Capt Bobby R. Mamahit mengatakan bahwa fasilitas yang ada di kampus baru BP2IP, meliputi kolam latih, fire ground, boat house, ruang genset, workshop, dan mess perwira.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement