REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI - Pedagang pasar kaget di Dermaga I Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, yang menjadi korban banjir bandang beberapa hari lalu, masih berusaha mengumpulkan sisa barang dagangannya yang hanyut ke laut.
"Untuk mengurangi kerugian kami masih mencoba mencari barang dagangan yang masih bisa dijaul, walaupun harus dibersihkan dahulu dan diobral dengan harga yang sangat murah atau hanya 10 persennya saja dari harga sebenarnya dan minat warga pun cukup banyak," kataTanjung, pedagang di pasar kaget yang menjadi korban banjir bandang kepada wartawan, Kamis.
Namun, menurutnya tidak semua barang dagangan miliknya bisa diselamatkan, hampir 90 persen barang dagangan yang berada di stan ludes terbawa hanyut banjir bandang. Lebih lanjut, seperti harga celana panjang ini harga normalnya Rp220ribu-225 ribu, tetapi dirinya menjual hanya RP20 ribu karena kondisinya yang sudah kotor dan rusak.
"Tidak ada cara lain untuk mengurangi kerugian. Sebagian besar dagangan terbawa banjir, hanya dengan cara seperti ini kami masih bisa menjual walaupun harganya jauh dari normal," tambahnya.
Pedagang lainnya, Rico yang memiliki 16 stan yang menjual segala rupa dagangan seperti baju, sepatu, sendal dan tas, dirinya tidak bisa menyelamatkan sama sekali barang dagangannya dan kerugiannya mencapai Rp600 juta. "Saya pasrah dengan kondisi ini, mau diapakan lagi kondisinya sudah seperti ini," kata Rico pedagang yang berasal dari Padang, Sumatera Barat.
Kerugian juga dialami oleh Yeni Indriani yang memiliki 14 stan yang selurunya dagangannya pun ikut terbawa banjir bandang. Untuk mengurangi dampak kerugian, dirinya terpaksa mengobral barang dagangannya seperti sepatu dan sandal kulit yang dijual setiap pasangnya hanya dengan harga Rp5 ribu.
"Habis seluruh barang dagangan saya, barang yang di toko pun ikut ludes terbawa banjir karena seluruh daganga yang ada di toko sengaja dijual di pasar kaget," tambahnya.