Kamis 12 Apr 2012 13:37 WIB

13 Sungai di Jakarta Segera Dinormalisasi

Rep: rusdy nurdiansyah/ Red: Heri Ruslan
Warga beraktivitas di kawasan permukiman pinggiran Sungai Ciliwung, Manggarai, Jakarta Selatan, Selasa (31/1). (Aditya Pradana Putra)
Warga beraktivitas di kawasan permukiman pinggiran Sungai Ciliwung, Manggarai, Jakarta Selatan, Selasa (31/1). (Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Banjir di Jakarta sebagian besar terjadi akibat luapan banjir kiriman dan diperparah dengan banyaknya penyempitan dan pendangkalan 13 sungai yang melewati kawasan Jakarta.

Hal itu dikatakan Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo dalam peninjauannya ke beberapa kawasan yang mengalami banjir kiriman sepekan lalu di Kelurahan Kebagusan, Pasar Minggu, Jaksel, Kamis (12/4).

''Untuk menangani banjir, salah satunya  yang efektif adalah melakukan normalisasi 13 aliran sungai yang bermuara ke Jakarta. Saya sangat berharap dan akan berupaya agar proyek normalisasi 13 sungai bisa segera terealisasi,'' ujar Fauzi Bowo.

Menurutnya, banjir yang terjadi di Jakarta pada pekan lalu itu, sebagian besar kawasan yang terkena banjir terletak di daerah pinggiran atau perbatasan dan daerah sekitar sungai yang mengalami penyempitan dan pendangkalan. Di dalam kota Jakarta sendiri, jumlah lokasi maupun areal yang terkena banjir jauh berkurang.

Diungkapkan Fauzi Bowo, sejak 2008, Pemprov DKI Jakarta mendorong percepatan penyelesaian Banjir Kanal Timur, Pemprov DKI secara bertahap menangani 78 titik kawasan genangan air dan 123 titik ruas jalan yang menjadi langganan banjir. Sampai saat ini sudah 16 kawasan yang berhasil dibenahi dan sisanya 62 titik kawasan lain segera diselesaikan.

Namun untuk jangka pendek, 62 titik kawasan yang belum selesai tersebut, penanganan banjirnya dilakukan dengan menempatkan pompa stasioner dan pompa mobile. Untuk 123 titik ruas jalan arteri dan kolektor yang masuk kategori rawan banjir, saat ini sudah semua diselesaikan.

Fauzi Bowo melanjutka  Pemprov DKI Jakarta memiliki sarana dan prasarana pengendali banjir yang terdiri dari 344 pompa pengendali banjir, 55 lokasi waduk pengendali banjir, 93 unit pintu air pengendali banjir, 51 lokasi posko piket banjir dan tujuh titik pantau sistem peringatan dini. Pemprov DKI juga memiliki 17 lokasi penakar curah hujan, 26 situ dan waduk retensi, 47 polder, 442 kilometer saluran makro dan sub makro serta 1.537 kilometer saluran penghubung dan mikro.

''Inilah yang antara lain dikerjakan oleh Pemprov DKI selama ini, dan hasinya sudah mulai terlihat ketika terjadi curah hujan yang tinggi di DKI dan sekitarnya. Luas areal yang terkena banjir turun secara signifikan dan air juga bisa lebih cepat surut,'' tutur Fauzi Bowo.

Namun demikian, diungkapkan Fauzi Bowo, sebagai orang yang paling bertangungjawab dalam pembangunan Jakarta, dirinya meminta maaf kepada warga Jakarta karena belum bisa sepenuhnya membuat Jakarta bebas banjir. ''Saya minta maaf karena masih ada warga yang menjadi korban banjir,'' tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement