Kamis 12 Apr 2012 07:50 WIB

Jaksel dan Jakbar Perlu Tambah Bank Darah

Rep: Umi Lailatul Ahdiyah/ Red: Hazliansyah
Petugas Palang Merah Indonesia (PMI) berjaga di depan mobil donor darah keliling.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Petugas Palang Merah Indonesia (PMI) berjaga di depan mobil donor darah keliling.

REPUBLIKA.CO.ID, Jakarta--Kebutuhan darah DKI terus meningkat tiap tahunnya. Namun jangkaun bank darah masih belum optimal. Bank darah yang ada di DKI dinilai masih perlu ditambah.

Kebutuhan darah di DKI Jakarta mencapai 400 ribu sampai 500 ribu kantong per tahunnya. Sementara itu jangkauan bank darah di Jakarta dinilai masih belum optimal. Fauzi Bowo, gubernur DKI Jakarta mengatakan dari 161 rumah sakit di Jakarta hanya 90 rumah sakit yang memiliki bank darah.

Menurut pria yang akrab disapa Foke ini, daerah Jakarta Selatan dan Jakarta Barat dinilai perlu penambahan bank darah. “Saya melihat kemungkinan Jakarta Barat perlu satu tempat lagi lalu di Jakarta Selatan juga memerlukan” ujarnya.

Jusuf Kalla selaku ketua umum PMI menambahkan bahwa jumlah rumah sakit di Jakarta adalah yang terbanyak di Indonesia sehingga kebutuhan darahpun terus meningkat. Hal ini disebabkan yang berobat di Jakarta bukan saja orang Jakarta tapi warga di seluruh Indonesia. Sehingga Jakarta membutuhkan stok darah lebih banyak dibandingkan daerah lain. DKI sendiri membutuhkan, stok darah sebanyak 4% dari jumlah penduduknya.

Sementara itu, pada tahun 2011 Jakarta hanya mampu mengumpulkan sebanyak 290 ribu kantong darah. Sedangkan pada tahun 2012 sendiri, DKI mampu mengumpulkan sebanyak 44.834 kantong darah. Padahal Jakarta sendiri seharusnya membutuhkan sekitar 400 ribu kantong darah per tahun.

Hal inilah yang menjadi tantangan bagi PMI DKI Jakarta untuk terus berupaya mengembangkan organisasinya melalui kiat yang jitu, cerdas dan kreatif baik menjalin kerjasama dengan swasta maupun langusung dengan komunitas masyarakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement