REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memerintahkan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Syamsul Maarif, memantau langsung penanganan dan perkembangan di Aceh dan sepanjang Pantai Barat Sumatera pascagempa 8,5 SR yang terjadi pada Rabu sore.
"Sejauh ini tidak ada ancaman tsunami. Tapi, kita terus bersiaga. Kepala BNPB sudah terbang ke Aceh bersama tim dan situasi sudah dalam kontrol," kata Presiden dalam keterangan pers di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu.
Presiden menerima kunjungan PM Inggris, David Cameron, pada Rabu siang. Sebelum menyampaikan keterangan pers mengenai hasil pembicaraan bilateral kedua pemimpin pemerintahan tersebut, SBY menyampaikan keterangan mengenai perkembangan di lapangan pascagempa yang dirasakan hampir di sepanjang pantai barat Sumatera.
"Saya sampaikan mengenai satu hal yaitu mengenai gempa bumi di Aceh tepatnya di Barat Daya Aceh, gempa bumi berkekuatan 8,5 SR,'' katanya. ''Sebelumnya dilaporkan 8,9 SR kemudian diralat. Terjadi di kedalaman 10 km dari permukaan laut dengan epicentrum 520 km Barat Daya Aceh."
Setelah ada laporan tersebut, SBY kemudian menghubungi Pangdam Iskandar Muda Mayjen Mulyono dan Gubernur Aceh Irwandi Jusuf.
"Saya telah berkomunikasi dengan Pangdam dan Gubernur, situasi dalam kendali. Ada kepanikan, tapi masyarakat Aceh bisa menuju tempat yang aman. Di Pantai Barat Sumatera dalam pengelolaan yang baik. Sejauh ini tidak ada ancaman tsunami," kata Presiden.
Sesuai laporan yang diterima Presiden hingga sekitar pukul 16.30 WIB, belum ada korban dan kerusakan bangunan yang berarti akibat gempa Simeulue itu.