Selasa 10 Apr 2012 23:18 WIB

Diduga Buat Surat Kematian Palsu, Bupati Pamekasan Persilahkan Didemo

Bupati Pamekasan, Kholilurrahman (2kiri) menyampaikan sikapnya dihadapan aktifis mahasiswa, terkait rencana pemerintah menaikkan harga BBM, di depan Kantor Bupati, Pamekasan, Jatim, Kamis (29/3). Kholilurrahman memilih menolak renacana kenaikan BBM, setela
Foto: Antara
Bupati Pamekasan, Kholilurrahman (2kiri) menyampaikan sikapnya dihadapan aktifis mahasiswa, terkait rencana pemerintah menaikkan harga BBM, di depan Kantor Bupati, Pamekasan, Jatim, Kamis (29/3). Kholilurrahman memilih menolak renacana kenaikan BBM, setela

REPUBLIKA.CO.ID, PAMEKASAN -- Bupati Pamekasan, Madura, Kholilurrahman, melarang masyarakat untuk mengganggu demonstrasi yang bertujuan untuk menegakkan supremasi hukum, termasuk demonstrasi yang ditujukan kepadanya.

"Saya sudah meminta kepada orang-orang saya untuk tidak mengganggu demonstrasi yang bertujuan baik, menegakkan supremasi hukum," katanya di Pamekasan, Selasa.

Ia mengemukakan hal itu menanggapi maraknya demonstrasi oleh sebagian elemen masyarakat yang meminta aparat penegak hukum mengusut tuntas dugaan kasus pemalsuan surat pernikahan yang dilakukan dirinya. Bupati Kholilurrahman diduga membuat dua surat kematian palsu, yakni saat hendak menikahi dan saat hendak menceraikan istri mudanya, Eriska Dewi Kusnanda.

"Saya tidak merasa membuat surat kematian palsu, justru saya dirugikan dengan adanya surat itu, karena telah menyudutkan nama baik saya," kata Kholilurrahman.

Kendatipun menyatakan mendukung, Kholil juga berharap, demonstrasi yang dilakukan oleh sebagian elemen masyarakat tersebut murni untuk penegakan hukum dan tidak bermuatan politis. Demonstrasi menuntut pengusutan kasus yang diduga melibatkan Bupati Pamekasan ini gencar dilakukan sejak akhir tahun 2011 hingga kini dengan lokasi berbeda.

Terakhir, demonstrasi digelar oleh Forum Komunikasi dan Monitoring Pamekasan (FKMP) di area monumen Arek Lancor, Pamekasan, Selasa (10/4). Aksi yang dikemas dalam bentuk istighatsah ini dimaksudkan mengetuk hati aparat penegak hukum agar proaktif mengusut kasus pemalsuan surat kematian yang dibuat Bupati Pamekasan.

Bupati diduga membuat surat palsu saat hendak menikahi istri mudanya Eriska Dewi Kusnanda asal Blitar dan saat hendak menceraikannya. Saat hendak menikah, Kholilurrahman membuat surat kematian palsu istri tuanya Ny Roihana Kholil, sebab dengan cara itu ia bisa menikah secara resmi dengan istri mudanya, Eriska, warga Blitar, Jawa Timur.

Surat kematian palsu kedua, diduga dibuat saat hendak menceraikan istri mudanya, saat Kholilurrahman terpilih menjadi Bupati Pamekasan pada 2008.

"Namun semua tudingan itu tidak benar. Makanya saya justru mendukung, ketika ada demo yang meminta agar persoalan ini diusut tuntas," kata Bupati Kholilurrahman menegaskan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement