REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Almarhum Sri Sultan Hamengku Buwono IX ternyata sosok seorang raja yang gemar memasak sendiri. Sultan yang pernah menjabat Wakil Presiden RI bahkan pernah memiliki perkumpulan yang orang-orang di dalamnya gemar memasak.
"Setiap pulang ke Yogya ketika beliau menjadi pejabat negara. Ada kebiasaan beliau yang luar biasa dan masih terus saya kenang. Beliau akan memasak bersama-sama keluarga. Abdi dalem hanya melayani saja dari luar," kenang GBPH Joyokusumo saat berbicara pada Peringatan satu abad Hamengku Buwono IX (12 April 1912-2012) di Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri, UGM.
Selain Gusti Joyokusumo, acara itu juga menghadirkan pembicara antara lain sejarawan UGM Djoko Suryo,dan Sudomo Sunaryo.
GBPH Joyokusumo mengenang mendiang ayahnya tersebut. Menu yang sering dimasak raja Kraton Yogyakarta yang masuk menjadi pahlawan nasional tersebut adalah sop buntut dan ayam berek. "Nanti ada pembagian tugas diantara putra-putrinya. Tetapi semua keputusan rasa dan bumbu beliau yang melakukan," terangnya.
Hasil masakan Sultan tersebut baru akan dimakan seluruh anggota keluarga pada saat makan malam sekitar pukul 19.00 WIB. Selepas makan malam, para putra-putri Sultan mendapat kewajiban untuk mencuci piring bekas mereka makan tadi. Kegiatan ini juga tidak boleh dikerjakan abdi dalem. Kebersamaan tersebut menurut Joyokusumo, selalu ditunjukkan Sultan pada anak-anaknya.
Bahkan kata Joyokusumo, di Jakarta Sultan juga memiliki paguyuban bernama Hasta Mitra. Paguyuban ini beranggotakan delapan orang saja. Paguyuban ini memiliki kebiasaan setiap bulan bergilir mendatangi rumah masing-masing anggota. "Yang kejatuhan giliran harus masak sendiri tidak boleh orang lain termasuk Sultan," terangnya.