REPUBLIKA.CO.ID, PADANG---Pengamat politik Universitas Andalas Padang Dr Asrinaldi berpendapat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono agak berat mengeluarkan Partai Keadilan Sejahtera dari keanggotaan koalisi partai serta menarik tiga menteri dari partai tersebut.
Hal itu disebabkan PKS memiliki nilai historis dengan Yudhoyono karena merupakan salah satu partai yang sejak awal mendukung pencalonannya sebagai presiden, kata AsrinaldI, Senin (9/4).
Menurut dia, walaupun pada satu sisi PKS dianggap telah melanggar kontrak koalisi karena berbeda pendapat pada sidang paripurna DPR yang membahas kemungkinan kenaikan harga BBM, pertimbangan sejarah di lain pihak mengakibatkan SBY menjadi sulit untuk mengeluarkan partai itu.
Yudhoyono tidak ingin dianggap melukai dan dinilai seperti kacang lupa kulit sehingga terjadi tarik ulur terkait status PKS di koalisi, kata dia. Pada bagian lain, PKS juga memiliki kader yang militan dimana hal itu menjadi salah satu kekuatan yang dapat digerakkan oleh pimpinannya.
Berbeda dengan partai lain, militansi kader PKS cukup baik dan faktor ini menjadi salah satu pertimbangan SBY, kata Asrinaldi. "Jika SBY akhirnya mengeluarkan PKS dari koalisi partai maka hal itu akan berdampak pada kestabilan pemerintahan dan dapat menganggu kenyamanan presiden," kata dia.
Karena itu, walaupun tekanan dari anggota koalisi partai lainnya cukup kuat agar PKS dikeluarkan, Yudhoyono secara pribadi agak berat melakukannya, lanjut dia.
Lebih lanjut jika PKS dikeluarkan dari koalisi dan tiga menterinya ditarik, maka ia berpendapat sebaiknya SBY memilih penggantinya dari kalangan profesional terutama pada bidang yang menyangkut hal teknis seperti Kementerian Kominfo dan Pertanian.
Posisi menteri merupakan jabatan politik, namun pada bidang-bidang yang menangani masalah teknis sebaiknya ditempati oleh profesional agar lebih maksimal dalam menjalankan tugas, kata dia.
Ia menambahkan, Indonesia menganut sistem presidensial yang anggota kabinet merupakan kewenangan penuh presiden sehingga SBY jangan terlalu terpengaruh oleh tekanan partai.