REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Banyak alasan mengapa masyarakat Indonesia antusias membantu rakyat Palestina untuk merdeka dari penjajahan Zionis Israel. Selain menyangkut masalah keimanan, sebagai Bangsa yang pernah terjajah lalu merdeka, Bangsa Indonesia memiliki nilai serta pandangan yang terlandasi oleh pemikiran dalam Undang-Undang Dasar 1945.
"Nilai dan tanggungjawab negara (Indonesia-red) untuk turut serta melaksanakan ketertiban dunia, haruslah dilakukan," ujar Wali Kota Depok, Nur Mahmudi Ishmail, saat Pelepasan Relawan Indonesia ke Kota Gaza, di Balairung Budi Utomo, Hotel Bumi Wiyata Kota Depok, Ahad (8/4) .
Nilai-nilai keadilan dan tanggungjawab tersebut pada dasarnya haruslah mengandalkan peran negara. Akan tetapi, tanpa peran negara sekalipun, pembelaan terhadap rakyat dan Tanah Palestina terus berlanjut gema dan perjuangannya. Itu termanifestasikan dalam beragam aksi individu maupun yang terorganisir, bukan hanya di Indonesia bahkan di seluruh belahan dunia.
"Ini merupakan manifestasi spontan, dari seluruh aksi untuk memerdekakan Palestina," ungkap Ketua Komite Nasional untuk Rakyat Palestina, Soeripto, Ahad (8/4).
Soeripto menilai, membantu rakyat Palestina untuk merdeka, berbeda dengan membantu negara lain untuk mencapai hal sama. Kemerdekaan tersebut sulit dicapai bukan karena kurangnya perlawanan, atau-pun aksi. Melainkan karena masalah ini menyangkut nilai keimanan seseorang.
"Kemerdekaan hanya dapat dicapai jika masyarakat muslim diseluruh dunia mengerti dan menyatu," ujar Soeripto.
Selain itu, Soeripto menambahkan, nilai-nilai kemanusian juga turut serta merubah 'stigma' masyarakat dunia atas apa yang terjadi di Palestina. Dari semula berjuang atas dasar keimanan yang sama, akan tetapi saat ini perjuangan untuk memerdekaan Palestina tersebut, telah terbalut dan menjalar kepada pribadi-pribadi yang peduli dengan nilai-nilai kemanusian.