Ahad 08 Apr 2012 16:32 WIB

HTI: Perempuan Miliki Peran Besar Mendidik Generasi

Massa Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) melakukan aksi simpatik tentang khilafah.
Foto: Antara/Jafkhairi
Massa Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) melakukan aksi simpatik tentang khilafah.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Perempuan memiliki peranan besar dan strategis dalam mendidik generasi agar tidak terjebak dalam perilaku negatif yang berdampak merusak kehidupan mereka, kata aktivis Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia, Uta Ulin Nuha Zuhroh.

"Namun kenyataannya peran perempuan sebagai ibu yang menjadi sekolah pertama bagi anak-anaknya juga sedang dipertaruhkan menghadapi pengaruh lingkungan yang tidak selalu kondusif bagi pembangunan kepribadian dan mentalitas anak," katanya di Yogyakarta, Ahad.

Menurut dia di sela-sela diskusi "Menyelamatkan Generasi, Peran Intelektual Muslimah dalam Membangun Peradaban", perempuan saat ini dengan perannya sebagai ibu sering mengalami dilema dan kegalauan.

"Kiprah perempuan yang saat ini meluas ke ranah publik dalam aspek ekonomi, politik, sosial maupun pendidikan memiliki tuntutan tersendiri yang harus dipenuhi," katanya.

Ia mengatakan, perempuan, dalam hal ini ibu, ternyata mengalami pergeseran dalam tugasnya. Saat ini perempuan harus bersusah payah ikut mencari uang sampai ke luar negeri bahkan dengan taruhan nyawa.

"Perempuan lebih berkiprah dalam kariernya daripada mendidik anak. Terpengaruh dengan sudut pandang Barat, perempuan itu wajib bekerja, karena wanita yang tidak bekerja dikatakan tidak produktif, apalagi kalau hanya sekadar ibu rumah tangga," katanya.

Menurut dia, kondisi itu dapat berdampak pada pendampingan dan pendidikan generasi yang akan jauh dari optimal, karena merasa cukup dengan menyerahkan pendidikan kepada sekolah formal, yang penting bisa membayar meskipun semahal apa pun.

"Hal itu disebabkan sistem kapitalisme yang diadopsi oleh negeri ini telah memaksa para perempuan untuk bekerja. Hal itu bukan keinginan sejati para perempuan tetapi karena tuntutan kebutuhan dan kondisi," katanya.

Ia mengatakan, secara individual, seorang perempuan harus kembali memahami Islam dalam mengatur segala aspek kehidupannya, termasuk mendidik generasi. "Secara kolektif, Allah SWT telah mewajibkan untuk menerapkan Islam secara menyeluruh. Itulah kunci peradaban yang akan kita bangun," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement