Jumat 06 Apr 2012 15:02 WIB

Heru Lelono: Urusan PKS bukan Prioritas SBY

Heru Lelono
Heru Lelono

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Staf Khusus Presiden Bidang Informasi dan Public Relation Heru Lelono, menyatakan, urusan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) bukan prioritas Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat ini.

"SBY 99.5 persen mikir program pembangunan pasca disetujui untuk diundangkannya APBN-P 2012. 0.5 persen mikir keberadaan PKS," katanya dalam keterangan pers yang disampaikan di Jakarta, Jumat.

Menanggapi pihak yang mengatakan SBY konsentrasinya tersedot urusan koalisi daripada mengurus pemerintahan dan rakyat, menurut Heru Lelono, hal itu adalah salah besar.

"Hari-hari ini, bahkan sejak Sabtu malam sesaat setelah APBN-P 2012 disetujui DPR, SBY langsung merapatkan kabinetnya," kata Heru Lelono.

Dia mengatakan, pemerintah memang harus segera melakukan konsolidasi sehubungan APBN-P 2012 yang telah diputuskan, agar program pembangunan bisa terus dilakukan secara tepat. Hampir setiap hari dilakukan rapat terbatas kabinet yang memutuskan satu-satu sektor pembangunan.

"Urusan PKS bukan prioritas SBY hari ini. Pertanyaan tentang sikap PKS seharusnya harus dijawab PKS sendiri," katanya.

Menanggapi omongan politisi PKS, Misbakhun bahwa dia lebih bangga diluar koalisi, Heru Lelono menyatakan, dirinya geli dengan pernyataan itu.

"Menggelikan saya. Sudah delapan tahun ikut menikmati kekuasaan, hari ini dengan mudahnya ingin jadi oposisi. Ini etika politik apa?" katanya.

Kalau sebagai anggota partai yang pernah berurusan dengan hukum, Misbakhun mengatakan bangga di luar pemerintahan, maka segera saja minta ke petinggi PKS untuk resmi keluar dari pemerintahan.

"Sekali lagi saat ini SBY sedangkan konsentrasi ke program pembangunan bagi kesejahteraan rakyat pasca keputusan DPR," katanya.

Urusan PKS jadi konsentrasi belakangan, mungkin 0.5 persen. "Itu pun sekedar untuk pendidikan politik bangsa di masa depan. Kesejahteraan rakyat jauh lebih penting daripada urusan politik sesaat," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement