REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Minimnya partisipasi perempuan dalam kancah politik daerah dipandang karena rendahnya tingkat pendidikan. Kaum perempuan masih dipandang secara tradisional sebagai pengurus rumah tangga semata.
"Mari kita mulai dengan niat baru, paksa remaja putri kita untuk bersekolah agar mendapatkan pengetahuan dan pemahaman tinggi serta memiliki daya saing di kehidupannya nanti," kata Wakil Bupati Bogor Karyawan Faturachman. Menurut dia, pendidikan adalah harga mati bagi perempuan untuk meningkatkan partisipasi mereka dalam penyelenggaraan negara baik dalam lembaga eksekutif maupun legislatif.
Tidak hanya berdampak pada partisipasi politik, lajut dia, minimnya pendidikan perempuan juga merupakan salah satu faktor penyebab tingginya kasus traficking. Jika perempuan memiliki pendidikan dan daya saing yang cukup, kemungkinan menjadi korban traficking secara otomatis juga menurun. "Apalagi provinsi Jawa Barat termasuk daerah penyumbang tertinggi kasus traficking ini," kata dia.