REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Berita yang satu ini mungkin dapat dijadikan pembelajaran para orang tua yang hendak memberikan susu formula pada buah hatinya. Bayi berusia 14 hari, Rafi Zakira, terpaksa dilarikan ke RSUD Cianjur, Jabar, Minggu, karena menderita infeksi pencernaan diduga akibat keracunan susu formula yang diberikan orang tuanya.
Rafi Zakira, anak kedua pasangan Dewi Angraeni (37) dan Heri Tediyana (40), warga Kampung Pasirtengah, Desa Sindangsari, Kecamatan Ciranjang, Cianjur, terpaksa diberikan susu formula karena ASI ibunya tidak keluar. Berdasarkan keterangan Unang Relawan, paman korban, keponakannya itu lahir, Jumat (16/3) dengan berat badan 2,4 kilogram di klinik bersalin setempat.
"Ketika itu, Dewi Angraeni, belum bisa mengeluarkan air susunya. Sehingga, dokter yang merawatnya menyarankan untuk mengganti sementara dengan susu formula khusus untuk bayi baru lahir," katanya.
Namun, jelas dia, setelah enam jam diberikan susu formula tersebut, Rafi malah mengalami buang air besar secara terus menerus dan seluruh tubuhnya terlihat memerah.
"Susu formula tersebut, kami beli di Toserba Selamet Ciranjang, sesuai dengan petunjuk dari dokter. Selang enam jam diberikan susu formula, keponakan saya tidak berhenti menangis, mencret dan kulitnya terlihat memerah, khawatir kenapa-kenapa makanya kita stop," ujarnya.
Sebelum melaporkan apa yang dialami Rafi ke dokter, dia sempat memeriksa susu formula yang dibelinya tersebut, ternyata, susu yang dibelinya terdapat kutu dan belatungnya.
Dia, bersama kedua orangtua Rafi, langsung memeriksakannya ke dokter klinik. Berdasarkan keterangan dokter setempat, Rafi menderita radang usus, sehingga harus mendapatkan perawatan instensif di RSUD Cianjur.
"Sebelum membeli kami sudah melihat tanggal kadaluarsanya masih jauh. Hanya, waktu di kasih ke Rafi, memang tidak diperiksa. Ketahuannya, setelah Rafi mengalami gejala keracunan. Dalam kemasan susu formula tersebut terdapat binatang kecilnya, seperti kutu dan belatung," kisahnya.
Sementara itu, Kepala Toserba Selamat Ciranjang, Asep, mengaku terkejut dengan adanya laporan dari konsumennya tersebut. Namun pihaknya berdalih, keberadaan kutu ataupun belatung dalam susu kemasan yang dibeli keluarga Rafi, merupakan diluar tanggungjawabnya.
"Masa kadaluarsanya sampai Juni 2013. Terkait dengan itu, bukan tanggung jawab kita. Hal tersebut, menjadi tanggung jawab distributornya. Kita sudah menarik susu yang beli dan menggantinya, kemudian membantu korban dengan membawa ke RSUD Cianjur," kilahnya.