REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PKS menilai desakan Demokrat keluar koalisi adalah lagu lama. Ibaratnya, itu adalah kaset kusut yang diputar kembali. Cara itu bukanlah sesuatu yang baru sehingga PKS sudah biasa menghadapi tekanan seperti itu.
"PKS sudah pertimbangkan berbagai resiko ketika akhirnya secara tegas menolak kebijakan kenaikan harga BBM, termasuk resiko politik di koalisi," jelas Wasekjen PKS, Mahfudz Siddiq, kepada Republika, Senin (2/4). Sikap ini merupakan keberanian PKS untuk tampil berbeda. Hal ini bukan berarti melawan koalisi, akan tetapi menunjukkan bahwa PKS memiliki sikap tersendiri yang berbeda dan lebih mengutamakan kepentingan rakyat.
Desakan beberapa kader Partai Demokrat (PD) adalah lagu lama. Mereka lupa bahwa soal itu adalah urusan dan kewenangan Presiden SBY. Kader Demokrat dipersilahkan untuk berkomentar seputar PKS, namun keputusan akhir apakah PKS tetap di koalisi atau tidak adalah urusan SBY.
"Kalau Presiden SBY berhajat mengeluarkan PKS dari koalisi, insya Allah itu akan merupakan kebaikan," jelas Mahfudz. Karena bagi PKS ada di dalam atau di luar pemerintahan adalah sama - sama kebaikan.