REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Kabinet (Seskab) Dipo Alam, menyatakan, aksi unjuk rasa menentang rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang marak di sejumlah daerah tidak berpengaruh terhadap kinerja pasar.
Terbukti, di saat puncak aksi unjuk rasa hari ini nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat menjadi Rp 9.150 dibanding penutupan kemarin yang Rp 9.185. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga menguat 16,384 poin ke level 4.121,551.
"Terbukti, pasar tidak terpengaruh oleh hingar bingar politik BBM dan demo anarkis, karena yang melakukan aksi unjuk rasa itu memang representasi bagian rakyat yang sangat-sangat minoritas," kata Dipo di Jakarta, Jumat (30/3) petang.
Mantan aktivis mahasiswa di era Orde Baru itu mengingatkan, mayoritas rakyat ingin bekerja keras untuk kemajuan bangsanya. Karena itu, ia meminta dengan tegas agar aksi-aksi unjuk rasa tidak mengganggu kegiatan rakyat bekerja, dengan merusak fasilitas-fasilitas umum dan menutup jalan yang menghambat pekerjaan rakyat.
"Silakan demo karena itu bagian dari demokrasi, tapi jangan merusak, jangan anarkis, apalagi mengganggu rakyat. Silakan unjuk rasa yang santun dan tidak mengganggu aktivitas masyarakat," tutur Dipo.