REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan, memprediksi akan terjadi keterbatasan bahan bakar minyak (BBM) pada Agustus mendatang. Batalnya rencana kenaikkan harga BBM bersubsidi menjadi penyebabnya.
Menurut Dahlan, terbatasnya jumlah BBM bersubsidi bakal terjadi karena harga BBM bersubsidi urung dinaikkan pada 1 April esok. "Kalau tidak jadi naik, maka BBM bersubsidi akan terjadi pembatasan. Saya kira akan habis pada Agustus. Sehingga, masyarakat akan mengalami kesulitan pada September-Desember," analisis Dahlan di hadapan ratusan mahasiswa dalam pembuka 'Kuliah Bung Karno untuk Kebangsaan dan Teknologi' di Gedung Robotika ITS, Surabaya, Sabtu (31/3).
Didampingi Rektor ITS, Prof. Triyogi Yuwono DEA, menteri 60 tahun itu berpendapat, anggaran subsidi BBM yang hanya Rp 132 triliun itu akan habis hingga Agustus mendatang. Sehingga, selama September hingga Desember masyarakat bakal kesulitan mendapatkan BBM bersubsidi.
"Jadi, kita akan kesulitan akibat pembatasan itu dan masyarakat sendiri akan mengalami kesulitan dengan adanya pembatasan itu. Ya, ini (BBM tidak naik) merupakan urusan politik. Ada yang bilang terkait 2014," ucapnya.
Namun, mantan Direktur Umum PT PLN itu mengklaim dirinya tidak tahu urusan politik. Karena itu, menteri yang juga jurnalis kawakan tersebut meminta mahasiswa ITS untuk membantu masyarakat agar tidak mengalami kesulitan. "Waktunya tidak sampai Agustus, kalian harus bisa menciptakan alat mirip 'smart card' yang terhubung dengan reader dan berisi database pemiliknya, nomor kendaraannya, dan jatah BBM bersubsidi untuknya," tukas menteri kelahiran Surabaya 17 Agustus 1951 silam itu.
CEO perusahaan raksasa media massa Jawa Pos Grup itu mencontohkan alat tersebut dikhususkan pemilik kendaraan dengan 1.300 cc ke bawah. "Kalau cc-nya lebih dari itu, ya tidak bisa. Bahkan, pemilik kendaraan dengan 1.300 cc ke bawah juga dijatah. Dan bila jatah BBM bersubsidi sudah habis sebelum waktunya, maka dia terpaksa beli BBM tak bersubsidi," tegas suami Nafsiah Sabri ini.