Jumat 30 Mar 2012 21:02 WIB

Gagal Tembus Blokade Polisi, Mahasiswa Batal Berorasi di Rumah Boediono

Massa demonstran menolak rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) per 1 April. (ilustrasi)
Foto: Reuters/Enny Nuraheni
Massa demonstran menolak rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) per 1 April. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN---Puluhan mahasiswa gabungan dari sejumlah perguruan tinggi negeri dan swasta di Yogyakarta, Jumat sore, gagal melakukan aksi unjuk rasa menolak penaikan harga BBM di depan rumah pribadi Wakil Presiden Boediono di Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

Mahasiswa yang mendatangi rumah pribadi Boediono yang terletak di Dusun Pikgondang, Desa Condongcatur, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman sudah dihadang berikade polisi dan TNI.

Mahasiswa yang berasal dari Universitas Sarjana Wiyata Tamansiswa, Universitas Gadjah Mada, Universitas Negeri Yogyakarta dan Universitas Kristen Duta Wacana tersebut akhirnya menggelar unjuk rasa di simpang empat sekitar 200 meter sisi timur rumah Boediono.

Massa aksi ini pada mulanya mencoba menembus blokade Polwan yang berada di barisan terdepan pengamanan sehingga terjadi aksi saling dorong, karena terdesak barisan Polwan kemudian mundur dan digantikan dengan puluhan anggota Polri dari Samapta Polres Sleman maupun Polda DIY dan berhasil mendesak mundur massa aksi.

Gagal menembus barikade polisi massa aksi kemudian melakukan orasi dan membakar ban bekas persis di depan blokade aparat kepolisian.

Massa aksi kembali mencoba menembus blokade polisi dan berusaha mendekati rumah Boediono, sehingga situasi sempat memanas dan aksi saling dorong ini terjadi hingga beberapa kali.

Massa aksi kemudian mencoba bernegosiasi dengan aparat kepolisian agar diizinkan sekadar membacakan orasi dan tuntutan di depan rumah Boediono, namun mereka tetap tidak diizinkan oleh aparat TNI yang melakukan pengamanan pada ring satu rumah Boediono.

Dalam aksi ini Ketua RW dan perwakilan warga setempat sempat mendatangi para mahasiswa yang intinya mendukung perjuangan para mahasiswa, namun mereka meminta agar aksi unjuk rasa tersebut tidak anarkis dan tidak sampai malam.

Setelah kembali melakukan orasi dan tuntutan, massa aksi ini akhirnya membubarkan diri dengan tertib setelah sebelumnya para mahasiswa ini mendatangi petugas polisi dan polwan untuk berjabat tangan dan meminta maaf atas aksi yang mereka lakukan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement