REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Kenaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi belum diputuskan, tapi sejumlah harga bahan pokok di pasar tradisional Kota Depok mulai merangkak naik. Kenaikkan berkisar 10 persen dari harga normal.
Salah seorang pemilik toko Sembako di Pasar Kemiri Muka, Sanusi menjelaskan, jelang kenaikkan harga BBM terjadi kenaikan harga beberapa komoditas. Kenaikan tersebut di antaranya adalah gula putih yang sebelumnya Rp 10 ribu per kilogram menjadi Rp 11 ribu per kilogram.
Begitu juga minyak goreng yang sebelumnya Rp 10 ribu per kilogram menjadi Rp 10.500 per kilogram. "Harga BBM belum naik saja sembako sudah naik duluan, apalagi BBM naik harga sembako tambah naik," terang dia.
Hal senada dikatakan pedagang lainnya, Radian. Menurut Radian, pedagang sudah mulai banyak yang mengeluhkan rencana kenaikan BBM tersebut. "Memang banyak pembeli yang kaget karena kenaikan sembako," katanya.
Dikatakannya, harga merangkak naik meski belum signifikan. Misalnya saja beras yang sebelumnya Rp 9.500 per kilogram menjadi Rp 10 ribu per kilogram. Kenaikan tersebut merugikan pedagang karena pembeli banyak membatalkan untuk berbelanja. Kalaupun ada yang beli hanya sedikit. "Kalau biasanya mereka beli satu kilo sekarang cuma setengah kilo," ujarnya.
Di tempat terpisah, Zulkifli, pedagang daging di Pasar Dewi Sartika Muhadi, mengaku kenaikan harga daging sudah terjadi sejak awal bulan. Ia terpaksa menaikkan harga daging karena dari rumah pemotongan hewan (RPH) juga mengalami kenaikan.
Ia mencontohkan kenaikan harga daging dari sebelumnya Rp58 ribu per kilogram naik menjadi Rp70 ribu per kilogram. "Daging sudah naik dari awal bulan. Kita tidak bisa kasih harga di bawah Rp70 ribu per kilogram," jelasnya.
Untuk menjaga harga agar tetap tidak naik terlalu tinggi, maka Pemerintah Kota Depok mengajukan permohonan untuk mengadakan operasi pasar. Hal itu dilakukan dalam rangka mengantisipasi rencana kenaikan harga BBM pada 1 April 2012 esok.
Zulkifli mengatakan, operasi pasar tersebut terutama pada beras, gula pasir, dan minyak goreng. Tiga komoditi tersebut dianggap berpengaruh pada inflasi Kota Depok.
Ia mengatakan dirinya juga akan meminta pada dinas perindustrian dan perdagangan (Disperindag) untuk mengawasi peredaran bahan makanan pokok. Hal itu dilakukan agar tidak terjadi penimbunan.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Depok, Farah Mulyati menilai naiknya harga daging karena banyaknya permintaan dari masyarakat.
Menurutnya, bulan ini banyak masyarakat yang sedang mengadakan pesta seperti hajatan dan membutuhkan daging. Meski begitu, pihaknya tidak menempatkannya sebagai skala prioritas utama dalam pengendalian harga seperti beras dan cabe. "Faktor penyebab naiknya harga juga tidak lepas dari permintaan dan persediaan," katanya seraya menyatakan pihaknya hanya menjaga agar persediaan agar tetap ada memenuhi kebutuhan masyarakat.