REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pagar sebelah utara gerbang utama komplek DPR/MPR RI berhasil dirobohkan massa yang melakukan aksi demonstrasi menolak kenaikkan harga bahan bakar (BBM) bersubsidi, Jumat (30/3). Mereka menarik pagar besi setinggi hampir empat meter dengan cara menggelantungkan diri, dan sebagian lainnya mengikat pagar dengan spanduk kemudian ditarik beramai-ramai dari luar area halaman komplek DPR/MPR RI.
Massa sebelumnya terus mencoba merubuhkan pagar tepat di sebelah selatan gerbang masuk utama komplek DPR/MPR RI dengan cara yang serupa.
Aksi tersebut berlangsung setelah Shalat Jum'at sekitar pukul 14.00 WIB. "Tarik...tarik," teriak pendemo yang berusaha merubuhkan pagar. Orasi dari koordinator lapangan yang berteriak semakin membakar emosi para pendemo. "Hidup rakyat Indonesia," sebut sang koordinator lapangan.
Tak hanya itu, demonstran juga menggedor-gedor gerbang utama komplek DPR/MPR RI sembari membakar ban bekas di pagar DPR sebelah barat. Tak pelak, asap hitam pun menyebar mengotori udara di tengah terik matahari yang membakar kulit.
Aksi kali ini diikuti ratusan buruh dan pekerja berbagai perusahaan. Mahasiswa lintas perguruan tinggi juga memadati Jalan Gatot Subroto. Sementara jalan tol dalam kota tepat disebelah utara pagar utama halaman DPR juga sudah dirobohkan massa buruh dari Federasi Pekerja Metal Indonesia (FPMI).
Sebagian massa langsung meringsek masuk. Mereka langsung disambut personel Dit Sabhara agar tidak semakin jauh meringsek masuk. Massa terpaksa merubuhkan pagar karena gerbang utama tidak bisa dibuka. Besi sepanjang lebih dari 3 meter mengganjal pagar sehingga pagar besi yang semula bisa dibuka, menjadi terkunci kuat.