Ahad 01 Apr 2012 00:34 WIB

Steam Tube Dryer Minimalkan Subsidi Listrik

Rep: Roshma Widiyani/ Red: Dewi Mardiani
Batubara
Batubara

REPUBLIKA.CO.ID, Subsidi pemerintah terhadap biaya operasional PLN bisa dimimalkan. Hal ini dimungkinkan bila pembangkit listrik tenaga non-BBM bisa beroperasi. "Steam tube dryer (STD) memungkinkan penggunaan batu bara low rank. Cadangan batu bara ini masih banyak di Indonesia," ujar Deputi Bidang Informasi, Energi dan Materi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Unggul Priyanto, beberapa waktu lalu.

STD adalah alat pengering batu bara. Batu bara muda memiliki kandungan air besar sekitar 60 sampai 70 persen. Akibatnya batu bara ini memiliki nilai kalori rendah berkisar empat kilokalori per kilogram, termasuk golongan low rank. Batu bara ini sulit terbakar. Padahal apabila batu bara ini bisa dimaksimalkan pemanfaatannya, diperkirakan subsidi listrik.

Saat ini PLN diperkirakan menggunakan solar 8 juta kilo liter sekali operasi. Akibatnya harga listrik per kwh berkisar Rp 2.500. Walaupun biaya solar tidak lagi disubsidi, namun biaya pembangkitannya adalah Rp 1.200 sampai Rp 1.400. Harga jual ke masyarakat adalah Rp. 700, sisanya menggunakan subsidi. Padahal harga minyak dunia terus merangkak naik.

Penggunaan alternatif sumber energi menjadi sesuatu yang krusial. Batu bara adalah salah satu sumber energi yang murah. Indonesia masih memiliki cadangan sebesar 161 milyar ton. Sebanyak 70 persen adalah batu bara muda. Unggul memperkirakan, apabila STD bisa dimaksimalkan maka PLN tidak perlu lagi subsidi.

"Walaupun kita punya PLTG dan PLTU, namun mereka tidak beroperasi maksimal. Hal ini dikarenakan mereka tidak punya sumber gas dan uap, sehingga membakar solar. Apabila STD bisa maksimal maka penggunaan solar bisa ditekan sampai dua juta kilo liter. Harga listrik juga bisa lebih murah," kata Unggul.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement