Jumat 30 Mar 2012 13:50 WIB

BBM Naik, 300 Pedagang Pasar Surati SBY

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Hafidz Muftisany
Demonstran membentangkan spanduk saat menggelar aksi demonstrasi menolak kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) per 1 April mendatang. (ilustrasi).
Foto: Antara/R. Rekotomo
Demonstran membentangkan spanduk saat menggelar aksi demonstrasi menolak kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) per 1 April mendatang. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Sebanyak 300 pedagang perempuan Pasar Johar mengirimkan kartu pos untuk Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono. Aksi kirim surat ini ditujukan sebagai bentuk penolakan terhadap rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

Masing-masing peserta aksi mengirim satu kartu pos, sehingga jumlah kartu pos yang dikirimkan tak kurang dari 300 lembar. Kartu-kartu pos tersebut kemudian dikirrim melalui kantor pos yang juga terletak di Kawasan Johar, Semarang.

Sebelum dikirim, ratusan kartu pos dari Jaringan Peduli Perempuan dan Anak (JPPA) Jawa Tengah dan Komunitas. Pedagang. Pasar Johar dijejerkan di jalan depan kantor pos.

"Kami ingin sampaikan aspirasi kami terhadap rencana kenaikan harga BBM," ujar koordinator aksi, Ninik Jomoenita saat ditemui di sela-sela aksi, Jumat (30/3).

Ninik menyebut saat ini dia dan rekan-rekannya sulit untuk menyampaikan aspirasi. Oleh sebab itu, pihaknya memilih menuliskan surat kepada presiden. "Kami berharap surat ini benar-benar sampai ke tangan Presiden sehingga aspirasi kami bisa didengar," ucapnya.

Aksi ini pun mendapat dukungan dari pihak kantor pos. Peserta aksi tak dibebankan biaya berkirim surat. Salah satu isi kartu pos diantaranya bertuliskan "Tolak kenaikan harga BBM. Jika harga BBM dinaikkan maka nasib rakyat kecil akan makin sengsara."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement