Kamis 29 Mar 2012 18:28 WIB

Tidak Bijak, Tindakan Pembasmian Tomcat

Serangga 'Tomcat'
Foto: kaskus
Serangga 'Tomcat'

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK - Kepala Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Dr. dr. Tjut Nurul Alam Jacoeb SpKK menilai tindakan membasmi tomcat merupakan tindakan yang tak bijak.

"Seharusnya kita tak perlu panik dengan tomcat karena memang binatang ini sudah ada dimana-mana," kata Tjut Nurul dalam diskusi Perkembangan Wabah Tomcat di Universitas Indonesia Depok, Kamis (29/3).

Menurut dia banyaknya tomcat karena binatang serangga tersebut ekosistemnya sudah rusak sehingga mencari tempat lainnya. "Lihat saja pembangunan apartemen dan perumahan yang mengubah lahan persawahan sehingga merusak ekosistem yang ada," jelasnya.

Ia mengatakan tomcat mendatangi rumah-rumah warga dan perkantoran karena habitatnya yang sudah dirusak. Lebih lanjut ia menjelaskan yang perlu diperhatikan dalam pengobatan jika terkena racun tomcat adalah mencucinya dengan sabun. Bila menjadi merah segera berobat ke dokter.

"Dokter akan memberikan kortikosteroid topikal atau minum obat bila ada tanda infeksi akan dikonpres dan diberi antibiotik, dan jangan mengorek luka agar penyembuhannya sempurna," ujarnya. Ia juga menganjurkan jangan sampai terjadi kontak langsung dengan tomcat, gunakan alat penyemprot serangga.

Tomcat secara alamiah ditemukan diwilayah tropis dan sub-tropis diseluruh dunia. Habitatnya di dalam tanah yang lembab di persawahan, tepian sungai, rawa-rawa dan hutan. "Setelah dewasa mencari makanan berupa serangga-serangga kecil ditanaman seperti hama wereng," ujarnya.

Tjut juga menjelaskan ketika hujan deras dengan angin kencang dan terjadi genangan air atau banjit, tomcat akan mencari tempat yang lebih tinggi dan kering.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement