REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Pejabat Kepolisian Resort Kota (Polresta) Pekanbaru yang memimpin aksi unjuk rasa di depan pintu gerbang Kantor Gubernur Riau, Kamis (29/3), punya cara unik untuk meredam aksi anarkis. Mereka memilih mentraktir ratusan massa pendemo makan buah sebagai wujud negosiasinya.
Upaya negosiasi cukup unik ini dilakukan Kepala Bagian Oprasional (Kabag Ops) Polresta Pekanbaru Kopol Rommel Hutagaol, karena ratusan massa yang mulai memanas karena tidak dizinkan masuk ke Kantor Gubernur Riau mulai menunjukan gelagat anarkisme.
Pintu gerbang yang terlilit besi dan dikawal puluhan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dibantu puluhan aparat kepolisian nyaris saja dirobohkan oleh massa pengunjuk rasa.
Bahkan beberapa demonstran yang berada di barisan depan sempat kontak fisik dengan anggota Satpol PP yang berupaya menahan dobrakan massa dari balik pintu gerbang.
Emosi massa kian membleudak ketika beberapa demonstran yang meminta masuk ke dalah gedung Gubernur Riau untuk shalat mendapat pelarangan dari petugas kepolisian yang langsung menghadapkannya dengan mobil penyemprot air.
Kompol Hutagaol yang menyaksikan langsung demonstrasi kemudian berinisiatif untuk menenangkan para demonstran.
"Mereka kelihatan haus semua, tidak ada salahnya juga polisi sekali-sekali yang mentraktir," katanya.
Upaya negosiasi yang dilakukan seorang pejabat kepolisian ini terbukti mampu meredam amarah massa yang menuntut dibatalkannya penaikan harga bahan bakar minyak (BBM) April 2012.
Massa dengan tenang kemudian berorasi sejenak sebelum akhirnya meninggalkan Kantor Gubernur Riau menuju gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Riau di Pekanbaru.
"Saya memang menekankan kepada seluruh anggota di jajaran Polresta Pekanbaru agar tidak bentrok dengan massa pengunjuk rasa. Caranya ya itu tadi, negosiasi atau pendekatan persuasif," kata Kepala Polresta Pekanbaru, Kombes Pol Adang Ginanjar.