REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se Universitas di Gorontalo menyatakan, jika pemerintah pusat merealisasikan penaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada 1 April 2012 nanti, maka akan diperingati sebagai Hari Kemiskinan Nasional.
Ketua BEM Universitas Gorontalo (UG) Rianto Ismail, Kamis, mengatakan realisasi kenaikkan Bahan Bakar Minyak semakin memperburuk kehidupan rakyat kecil, yang saat ini sedang terpuruk.
Menurut dia, dana kompensasi BBM sebesar Rp25,6 triliun untuk orang miskin tidak isa menutupi kenaikkan biaya hidup karena inflasi , dana itu hanya cukup 9 bulan padahal dampak kenaikan BBM seterusnya.
Efek dan kebijakan n untuk menaikkan BBM akan menjadikan jumlah orang miskin makin bertambah minimal 1,5 persen, kata Rianto. Fahmi salah seorang koordinator Gerakan Mahasiswa Peduli Pada rakyat (Gempar) mengatakan, pihaknya akan terus menolak adanya rencana kenaikkan BBM yang dilakukan oleh pemerintah.
Seluruh elemen mahasiswa juga mendesak DPR RI mencabut mandat untuk Presiden SBY dan Wakil Presiden Boediono, serta meminta kepada pemerintah se Gorontalo untuk menyatakan mosi tidak percaya.
Pihaknya juga menolak intervensi pihak asing serta aksi represif aparat dalam menghadang aksi mahasiswa serta meminta agar pemerintah untuk segera menaikkan kesejahteraan aparat hukum di Indonesia.
Fahmi menegaskan, bahwa aksi penolakan yang dilakukan oleh mahasiswa merupakan bentuk kepedulian terhadap rakyat, dan tidak ada unsur politik atau pun pesan dari siapapun untuk kepentingan kelompok. "Aspirasi yang kami lakukan ini benar-benar murni dan tidak dilandasi kepentingan dari siapapun," kata Fahmi.