REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kawasan sekitar Istana Presiden pada Kamis (29/3) ini telah dipenuhi para pengunjuk rasa sejak pukul 09.00 pagi. Ribuan pengunjuk rasa dari Hizbut Tahrir mengawali unjuk rasa di depan Istana Presiden menolak kenaikan harga BBM.
Ribuan massa Hizbut Tahrir berkumpul sambil meneriakan penolakan kenaikan harga BBM. Juru bicara Hizbut Tahrir, Muhammad Ismail Yusanto, mengatakan pemerintah Indonesia telah tenggelam pada sistem kapitalis. Pengelolaan migas Indonesia telah diliberalisasi.
"Kenaikan harga BBM hanya menguntungkan perusahaan minyak asing. Karena, pengelolaan minyak Indonesia masih dikuasai asing," ujarnya.
Aksi unjuk rasa Hizbut Tahrir ini berlangsung damai dan tertib. Selain aksi dari Hizbut Tahrir, ada dua aksi unjuk rasa lainnya di sekitar Istana.
Di Kementrian BUMN, aksi unjuk rasa penolakan kenaikan BBM digelar oleh Serikat Pekerja PT Dirgantara Indonesia. Di bundaran Hotel Indonesia, ada aksi demonstrasi tandingan yang dilakukan oleh Laskar Rakyat Pro SBY.