REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO-- Sejumlah warga Kota Gorontalo mengecam dan meminta para demonstran yang menolak kenaikan harga BBM untuk tidak merusak fasilitas umum. Pasalnya hal itu dinilai akan turut merugikan masyarakat, yang juga sebagai pemakai fasilitas.
"Kami sangat berharap tidak pengrusakan kantor, pusat pertokoan terlebih lagi SPBU. Buntut-buntutnya warga juga yang repot nanti," kata Hadijah Ismail, Kamis.
Menurut Hajjah Ismail, aksi demo yang dilakukan mahasiswa dan sejumlah elemen masyarakat adalah bagian dari demokrasi, sepanjang tidak dilakukan dengan anarkis.
Hal senada juga diungkapkan Rahmi Yusuf (40), yang mengaku turut mendukung penolakan kenaikan harga BBM, namun menolak aksi anarkis.
"Silahkan berdemo, kami juga tidak setuju harga BBM naik. Tapi saya berharap demonstran tidak melukai warga atau merusak fasilitas pribadi dan umum," tukasnya.
Rahmi Yusuf enggan keluar rumah karena takut terkena imbas unjuk rasa.
Sementara itu, sejak pukul 07.00 WITA sejumlah anggota Polri, TNI dan Satpol PP dikerahkan untuk mengamankan sejumlah kantor seperti bank, instansi pemerintah dan SPBU. Pemerintah Kota Gorontalo juga meliburkan sekolah dari TK hingga SMA, serta seluruh pegawai.