Kamis 29 Mar 2012 05:27 WIB

PKS Isyaratkan Siap Keluar dari Koalisi

Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq
Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN---Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi Hasan Ishaaq mengisyaratkan partai yang dipimpinnya siap untuk keluar dari koalisi dalam pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Dalam pidato politiknya pada penutupan Musyawarah Kerja Nasional PKS di Medan, Rabu malam, Luthfi menyebutkan, kemungkinan keluar koalisi itu dilakukan jika pemerintah tidak mempedulikan kondisi rakyat dalam kebijakan yang ditetapkan.

Menurut dia, tawaran yang disampaikan PKS terkait rencana kebijakan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) dinilai sangat sederhana.

Melalui sejumlah opsi yang diajukan, PKS memahami jika pemerintah menginginkan postur APBN yang sehat dalam penyelenggaraan pemerintahan,

Namun PKS tidak menginginkan upaya yang ditempuh untuk mendapatkan postur APBN yang sehat dengan cara menimbulkan kesulitan untuk rakyat. "Formulasi yang ditawarkan PKS adalah kombinasi postur APBN yang sehat dan tidak mengabaikan rakyat," katanya.

Menurut Luthfi, banyak pihak yang salah paham, bahkan mencemooh dan mencerca sikap politik yang ditunjukkan PKS sebagai mitra koalisi tersebut.

Namun pihaknya merasa tidak perlu untuk melayani cemoohan dan cercaan itu. "Kita cukup membuktikan kinerja yang baik untuk rakyat," katanya.

Dengan sikap politik itu, kata dia, PKS selalu siap untuk terus menjadi mitra koalisi dalam pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. "Namun kita juga siap untuk tidak dalam 'perahu'," katanya.

Ia mengatakan, pada Pemilu tahun 1999, tanpa dana yang besar dan dukungan dari pihak mana pun, PKS mampu mendapatkan kesuksesan sehingga memiliki kursi di DPR RI.

Pada Pemilu 2004, PKS juga mampu meraih kemenangan meski perahu koalisinya terbelah dua atau tidak melanjutkan koalisi hingga masa pemerintahan.

Karena itu, pihaknya telah memiliki kesiapan jika perahu koalisi yang terjalin sejak Pemilu 2009 tersebut kembali terbelah dua. "Dengan menteri (dari PKS) kita bisa menang, tanpa menteri juga kita bisa menang," katanya.

Ia menambahkan, dari pengalaman selama ini, PKS selalu menitipkan agenda dan visi politiknya kepada partai berkuasa yang menjadi mitra koalisi.

Namun sayangnya, agenda dan visi politik PKS tersebut sering tidak dijalankan dengan maksimal oleh mitra koalisi itu sehingga memunculkan wacana untuk keluar dari koalisi.

Pihaknya mengharapkan seluruh kader PKS menyiapkan diri atas kemungkinan adanya cemoohan dan cercaan dari pihak lain atas sikap politik PKS tersebut.

"Siapkan diri kalian dicerca dan dicemooh tetapi jangan cemas. PKS justru akan mendapatkan simpati rakyat," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement