Selasa 27 Mar 2012 17:54 WIB

Aksi Protes tak akan Batalkan Kenaikan Harga BBM?

Rep: S Bowo Pribadi/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Demonstran terlibat adu dorong dengan aparat kepolisian saat menggelar demonstrasi menolak rencana pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) per 1 April. (ilustrasi)
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Demonstran terlibat adu dorong dengan aparat kepolisian saat menggelar demonstrasi menolak rencana pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) per 1 April. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Aksi demonstrasi menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang terus dilakukan elemen masyarakat dan mahasiswa boleh memanas. Namun, protes anti-kenaikan harga bbm ini tak akan mengurungkan kebijakan pemerintah.

“Bagaimanapun aksi demo tak akan mempengaruhi kebijakan kenaikan harga BBM,” ungkap Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), M Nuh kepada wartawan, di kantornya, Selasa (27/3).

Menurut dia, ada beberapa alas an  pemerintah mengambil kebijakan yang tak populis ini. Kebijakan kenaikan harga BBM ini juga bukan berarti pemerintah tidak mensubsidi lagi harga BBM yang diperuntukkan rakyat.

Subsidi ini tetap ada, namun karena harga minyak dunia sudah mahal maka subsidi ini tak lagi mencukupi. “Akibatnya beban ini sebagian harus ikut ditanggung oleh  rakyat,” ujar M Nuh.

Kalau harga BBM ini tidak dinaikkan, jelasnya, maka subsidi BBM akan terus membengkak. Dengan anggaran yang membengkak ini maka dikhawatirkan bisa mengganggu program pembangunan lainnya.

Ia juga menyampaikan, masalah naiknya harga BBM ini sebenarnya juga merupakan kejadian ekonomi biasa. Namun langkah ini dibikin ‘gaduh’ karena telah diseret ke ranah politik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement