REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTa -- Seorang polisi terluka akibat lemparan batu dari arah massa mahasiswa pengunjuk rasa penolak rencana penaikan harga bahan bakar minyak di silang timur Monas Jakarta Pusat, Selasa sore.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Rikwanto kepada ANTARA di lokasi kejadian berpendapat pelaku unjuk rasa tidak berniat baik sehingga kepolisian membubarkan mereka dengan menggunakan gas air mata dan "water canon".
"Ada satu anggota terluka kena lemparan batu," katanya. Namun dia menyatakan, belum ada mahasiswa yang diamankan. Dia menyatakan bahwa penggunaan gas air mata dan "water canon" sudah prosedur tetap.
Menurut dia, awalnya massa mahasiswa akan menuju Istana. Mereka dicegat dan di-"sweeping" di dekat gerbang timur Monas karena ada yang membawa batu dan kayu.
Satu kendaraan roda empat dirusak massa pendemo di silang timur Monas Jakarta, Selasa sore.
Demo yang mulai anarkis itu kemudian dibubarkan polisi dengan gas air mata dan "water canon". Kepolisian kemudian mendatangkan satu lagi "water canon" untuk menghalau massa yang makin beringas.
Demonstrasi itu dilakukan mahasiswa Universitas Bung Karno dan Universitas Nasional (Unas) serta berbagai universitas lainnya di Jakarta dan Jawa Barat yang tergabung dalam Komite Nasional Mahasiswa Indonesia dan Aliansi Mahasiswa Jawa Barat.
Polda Metro Jaya menerima pemberitahuan dari berbagai elemen masyarakat terdapat sekitar 8.000 orang akan berunjuk rasa menolak rencana kenaikan harga BBM, Selasa (27/3).
Polda Metro Jaya menyiagakan 22.000 anggotanya termasuk bantuan pasukan TNI sebanyak 8.000 personel untuk menghadapi aksi demonstrasi dan menjaga objek vital.
Konsentrasi massa terpusatkan di wilayah Bundaran Hotel Indonesia, Istana Kepresidenan dan gedung DPR/MPR