Selasa 27 Mar 2012 14:35 WIB

Istana: Demonstrasi Jangan Tebar Teror

Rep: Esthi Maharani/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Demonstran membentangkan spanduk saat menggelar aksi demonstrasi menolak kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) per 1 April mendatang. (ilustrasi).
Foto: Antara/R. Rekotomo
Demonstran membentangkan spanduk saat menggelar aksi demonstrasi menolak kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) per 1 April mendatang. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Sejumlah aksi demonstrasi terjadi di Indonesia, staf ahli Presiden bidang komunikasi politik, Daniel Sparringa mengingatkan agar demokrasi yang dijalankan oleh masyarakat lewat aksi turun ke jalan itu tidak menebar teror.

"Demokrasi Indonesia tidak boleh dibiarkan menghasilkan monster yang hanya tahu menebar teror di ruang publik dengan mengatasnamakan kebebasan sekalipun," katanya kepada Republika, Selasa (27/3).

Menuru dia tabiat buruk demonstran harus dijauhkan dihilangkan. Semua aktor demokrasi harus bekerja keras untuk mewujudkan hal tersebut.

"Jauhkan demonstran dari tabiat buruk yang mengangkangi hak warga negara lain untuk bebas dari rasa takut. Menduduki, menguasai, merusak fasilitas publik, melakukan sweeping dan pemaksaan adalah beberapa contoh tindakan anti-demokrasi, bahkkan anti-Indonesia," katanya.

Menurut dia, tidak ada yang salah dengan kemarahan yang dirasakan masyarakat, tetapi sepanjang tidak menyertakan kekerasan. Ia juga menegaskan demokrasi dimana pun memuliakan ke demokrasi. "Ini saatnya pula untuk menguatkan kembali ajaran demokrasi yang berbasis dialog dan konsensus," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement