REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG - Ratusan kader PDI Perjuangan (PDIP) Jawa Tengah turun ke jalan. Mereka berunjuk rasa menolak harga BBM yang direncanakan naik pada 1 April mendatang.
PDIP meyakini jika harga BBM benar dinaikkan maka akan semakin memberatkan kehidupan rakyat kecil. "Keluarga PDIP menolak kenaikan harga BBM karena menyengsarakan rakyat," ujar Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDIP Kota Semarang, Supriyadi, di sela-sela aksi, di depan Gedung Gubernuran Jawa Tengah, Jalan Pahlawan, Selasa (27/3).
Menurut dia sudah saatnya rakyat bersatu untuk melawan rencana kebijakan pemerintah yang tak berpihak pada rakyat kecil ini. Bantuan langsung semantara masyarakat (BLSM) yang digadang-gadang pemerintah diyakini tidaklah membantu kehidupan rakyat kecil pasca kenaikan BBM.
Para kader PDIP juga keberatan dengan pernyataan Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo, yang menganggap kenaikan BBM sebesar Rp 1.500 yang sebanding dengan dua batang rokok adalah hal kecil. Namun menurut Supriyadi, nilai nominal tersebut bagi rakyat kecil bukanlah hal kecil. "Bagi rakyat, kenaikan Rp 1.500 adalah hal yang memberatkan, bukan hal kecil," katanya.