REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Masyarakat masih terus bersikap, termasuk menggelar unjuk rasa menentang rencana pemerintah menaikkan harga bahan minyak (BBM) bersubsidi mulai 1 April mendatang.
Berbagai aksi penolakan pun muncul di berbagai daerah di Indonesia, terutama Jakarta dan juga Palembang, untuk menuntut agar pemerintah membatalkan rencana menaikkan harga BBM bersubsidi tersebut karena akan berdampak buruk bagi masyarakat
Namun bagi Wing Sentot Wirawan, kenaikan harga BBM itu tidak menjadi masalah. Bahkan, kalau perlu, dia meminta agar harga BBM naik dua kali lipat dari yang direncanakan.
Menurut Wing, saat ini masyarakat sudah sangat bergantung dengan energi fosil, padahal masih banyak energi alternatif lain yang lebih ramah lingkungan yang bisa dimanfaatkan dari negeri ini.
"Seharusnya dengan adanya sumber daya energi alternatif itu, walaupun harga BBM naik berapa pun, masyarakat tidak perlu memusingkannya," kata dia lagi. Dia adalah seorang seniman yang memutuskan menggunakan sepedanya, untuk berkeliling ke negara-negara di Asia Tenggara dalam rangka kampanye pengurangan penggunaaan energi fosil.
Wing dengan sepedanya memulai rute dari Nusa Tenggara Barat (NTB) pada 6 Januari lalu, dan pada Minggu (25/3) baru tiba di Kota Palembang, Sumsel.
Melalui aksinya ini, Wing berharap agar masyarakat dapat mengurangi penggunaan energi fosil yang tidak ramah lingkungan. "Pengurangan emisi gas buangan yang meracuni alam dan manusia itu, bukan berarti menolak mentah-mentah produk teknologi tetapi minimal dapat menggunakannya sesuai kebutuhan saja," kata dia.
Aksi Wing ini merupakan yang ketiga kalinya, setelah pada tahun 2008 lalu juga melakukan perjalanan dengan sepeda ke titik nol kilometer Sabang, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), lalu pada tahun 2010 menuju Sorong, Papua.
Aksi ketiga dilakukan dalam rangka memperingati Hari Bumi pada 22 April nanti, dengan bersepeda di kawasan Asia Tenggara. "Pada 22 April nanti diperkirakan saya akan tiba di Batam, dan semoga nanti bisa menampilkan musikalisasi puisi di sana," kata dia lagi.
Pada setiap kota yang dilewatinya, Wing selalu menampilkan musikalisasi puisi bertema lingkungan hidup, bersama seniman setempat. Sebelum menyeberang ke negeri jiran, Wing mengaku akan mengambil kursus Bahasa Inggris terlebih dahulu.
"Bahasa Inggris saya jeblok, takutnya nanti sulit berkomunikasi dengan warga di luar negeri," ujar dia sambil tertawa.