REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Polisi wanita atau polwan akan turun tangan mengamankan aksi demonstrasi menolak rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di wilayah Jakarta.
"Posisinya (polwan) di Monas dan DPR, setiap lokasi satu peleton," kata Kepala Biro Operasional Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Agung Budi Maryoto saat dihubungi wartawan di Jakarta, Selasa (27/3).
Agung mengatakan polwan yang mengamankan aksi demo tersebut, tidak dibekali senjata sehingga hanya bermodalkan senyum saat menghadapi pendemo.
Polda Metro Jaya mengerahkan petugas wanita guna menghadapi perempuan yang terlibat unjuk rasa menolak rencana kenaikan harga BBM.
Alasan lainnya, menghindari anggapan negatif dari masyarakat, apabila ada pengunjuk rasa wanita pingsan maka ditangani polwan, agar tidak dianggap melanggar etika.
"Jika pendemo didominasi wanita lalu ricuh dan polisi laki-laki melerai dibilangnya pelecehan seksual juga. Intinya etika dan pelanggaran HAM, makanya dikerahkan polwan," ujar Agung.
Agung menjelaskan polwan yang bertugas mengamankan aksi unjuk rasa melalui proses seleksi dan dipilih berdasarkan pelatihan psikologi massa dan menenangkan massa, serta bertindak sebagai seorang perunding atau negosiator yang dapat mengendalikan emosi.