REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR - Sejumlah mahasiswa beberapa kampus dan elemen pergerakan eksternal kampus secara serentak melakukan unjukrasa terkait rencana kenaikan BBM April 2012 di beberapa titik ruas jalan Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (26/3).
Berdasarkan pantauan, mahasiswa 45 melakukan aksinya menutup sebagian jalan Urip Sumoharjo depan kampus mereka dan berorasi di atas truk yang sebelumnya disandera mahasiswa. Tidak hanya itu ban bekas menjadi sasaran pembakaran.
Aksi tersebut mereka lakukan sebagai bentuk penolakan atas rencana pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi. Hal sama dilakukan mahasiswa Universitas Negeri Makassar dengan menutup sebagian jalan di depan Kampus mereka jalan Andi Pangeran Pettarani dan membakar ban bekas sambil berorasi.
Di Kampus Universitas Indonesia Timur jalan Rappocini Raya mahasiswa kembali memblokir jalan hingga lebih dari satu jam dan membakar ban bekas di depan SPBU Rappocini sambil berorasi.
Mahasiswa lain dari Kampus Universitas Hasanuddin dan Universitas Muslim Indonesia melakukan aksi di depan kampusnya sebagai bentuk solidaritas.
Sementara di depan Kampus Universitas Islam Negeri Alauddin jalan Sultan Alauddin mahasiswa hanya berorasi dan menggunakan bahu jalan. Begitupun di Kampus Universitas Muhammadiyah yang berdekatan dengan kampus UIN Alaudin terjadi hal yang sama.
"Aksi ini sebagai pra kondisi jelang aksi besar-besaran 27 Maret besok, kami menolak kebijakan pemerintah menaikkan BBM sehingga berpengaruh pada masyarakat dan ekonomi kerakyatan," tutur Syamsul salah satu mahasiswa di UIN Alauddin.
Unjukrasa serupa juga terjadi di bawah Jembatan Layang Makassar dan Kantor DPRD Provinsi Sulawesi Selatan.
Massa mengatasnamakan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) serta sebelumnya beberapa Mahasiswa Pergerakan Islam Indonesia (PMII) meminta DPRD sebagai perwakilan rakyat sebagai fasilitator segera mengirimkan pernyataan sikap menolak kenaikan BBM bersubsidi.
Masyarakat sebelumnya mengetahui akan ada unjukrasa besar-besaran di Makassar yang beredar melalui pesan pendek atau SMS serta pesan dari ponsel pintar.
Jalan Andi Pangeran Pettarani, Urip Sumoharjo, dan Sultan Alauddin yang sebelumnya sangat padat kendaraan di hari kerja, kini lebih lengang. Hal itu karena kebanyakan masyarakat memilih transportasi umum ketimbang mengunakan kendaraan pribadi dengan alasan keamanan.