Senin 26 Mar 2012 08:14 WIB

Kaum Perempuan Paling Merasakan Dampak Kenaikan BBM

Rep: Indah Wulandari/ Red: Karta Raharja Ucu
Khofifah Indar Parawansa
Khofifah Indar Parawansa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah berencana menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi mulai 1 April mendatang. Kenaikan harga BBM itu dipastikan ikut mengerek naik harga sembako, sehingga beban kehidupan masyarakat akan semakin berat.

Ketua Umum Muslimat Nahdlatul Ulama, Khofifah Indar Parawansa mengatakan, kaum perempuan akan paling merasakan dampak kenaikan harga BBM. Sebab, merekalah yang setiap hari bersentuhan langsung dengan kebutuhan rumah tangga setiap hari.

“Ibu-ibu akan sangat merasakan dampak kenaikan harga BBM. Ibu-ibu lah yang setiap hari mengatur keuangan keluarga,” kata Khofifah pada pengajian di Pusdiklat Muslimat NU, Pondok Cabe, Jakarta Selatan, Minggu (25/3) malam.

Menurut mantan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak itu, harga BBM dipastikan akan berpengaruh pada harga sembako. Dengan demikian, daya beli beli masyarakat akan menurun. Padahal, sembako adalah kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi setiap hari.

“Kalau BBM sudah naik, pasti beras naik, minyak goreng naik, gula naik, dan barang-barang lainnya juga naik,” jelas Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) era pemerintahan KH. Abdurrahman Wahid ini.

Khofifah menambahkan, menjelang 1 April ibu-ibu rumah tangga banyak yang gelisah dan sedih. Mereka benar-benar khawatir harga BBM akan naik.

“Kalau sembako naik, belum tentu uang belanja dari suami naik. Apa mungkin bikin kopi tanpa gula?,” kata wanita 46 tahun itu di hadapan ratusan ibu-ibu yang hadir pada pengajian Muslimat tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement