REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Menteri Agama, Suryadharma Ali menyatakan, rencana menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi merupakan keputusan yang dilematis. Namun, hal itu dimaksudkan untuk memperbaiki sistem subsidi BBM.
Menurut Suryadharma yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu, kenyataannya selama ini subsidi ratusan triliun yang digelontorkan pemerintah lewat subsidi BBM hanya dinikmati orang-orang kaya. Tak hanya dengan mobilnya, namun juga sepeda motor.
"Subsidi itu habis dibakar di knalpot-knalpot saja," kata Suryadharma usai menghadiri penutupan Silaturahmi Nasional (Silatnas) Alumni Gontor di Keraton Kasepuhan Cirebon, Ahad (25/3).
SDA, begitu ia biasa disapa, menyarankan subsidi sebaiknya diarahkan pada bidang-bidang lain, seperti pendidikan, kesehatan, dan kegiatan-kegiatan yang produktif. Dengan demikian, sambung menteri 55 tahun itu, dapat merangsang pertumbuhan ekonomi, penyerapan pengangguran, hingga penciptaan lapangan kerja.
Pemerintah, kata Suryadharma, memang menyadari kenaikan harga BBM akan menurunkan daya beli masyarakat. Namun, di sisi lain, pemerintah juga tetap harus menjaga kesinambungan perekonomian nasional.
"Bagi presiden, menaikkan harga BBM memang keputusan yang tidak menyenangkan,’’ tandas Suryadharma yang pernah menjabat sebagai Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah itu.