REPUBLIKA.CO.ID, TERNATE---Akibat angin kencang, satu dari empat menara Masjid Raya Al-Munawar di Kota Ternate, Maluku Utara, miring ke kanan sekitar dua derajat. "Kami menduga miringnya menara Masjid Raya Al-Munawar tersebut akibat terpaan angin kencang pada Jumat sore, soalnya itu kelihatan setelah adanya angin kencang," kata Pengurus Badan Kesejahteraan Masjid (BKM) Masjid Raya Al-Munawar, Ridwan Dero.
Menara masjid raya terbesar di Malut yang diduga miring tersebut adalah menara yang berada di dalam laut atau pada posisi kanan masjid. Bagian bawah menara setinggi 30 meter lebih itu terlihat mengalami retak-retak.
Menurut Ridwan Dero, pengurus BKM Masjid Raya Al-Munawar telah melakukan rapat dengan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Ternate untuk membahas miringnya menara masjid yang baru difungsikan pada 2009 itu.
Dalam rapat tersebut disepakati bahwa pengurus BKM Al-Munawar dan Dinas PU Kota Ternate akan membentuk tim untuk meneliti secara menyeluruh kondisi menara itu, termasuk bagaimana cara terbaik untuk memperbaikinya.
Ia mengatakan, pengurus BKM Masjid Raya Al-Munawar telah memasang penghalang di sekitar menara itu untuk mencegah kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, terutama saat adanya angin kencang.
Masjid Al-Munawar yang sebagian bangunannya berada di atas laut selama ini merupakan kebanggaan pemkot dan masyarakat setempat. Masjid yang usianya belum genap 10 tahun ini dibangun dengan dana lebih dari Rp 40 miliar.
Angin kencang yang melanda wilayah Ternate pada Jumat sore (23/3) juga merusak belasan rumah warga serta menumbangkan puluhan pohon dan baliho kandidat Gubernur Malut di sejumlah lokasi di daerah bekas pusat Pemerintahan Kesultanan Ternate ini.
Angin kencang tersebut juga mengakibatkan gelombang tinggi di perairan Ternate sehingga memaksa Adpel Ternate melarang semua kapal dan speed boat berlayar meninggalkan sejumlah pelabuhan di Ternate.