Ahad 25 Mar 2012 15:19 WIB

Penyatuan JLS-Jembatan Selat Sunda Terkendala

Rep: Esthi Maharani/ Red: Dewi Mardiani
Jembatan Selat Sunda
Jembatan Selat Sunda

REPUBLIKA.CO.ID, CILEGON -- Rencana penyatuan jalan antara jalan lingkar selatan (JLS) dan Jembatan Selat Sunda (JSS) masih terkendala. Sebab, sejumlah pengerjaan belum sepenuhnya final bahkan sempat terhenti sementara. Hal ini terungkap saat Wakil Presiden, Boediono, melakukan kunjungan kerja ke Cilegon, Banten. Ia menyempatkan diri meninjau jalan rusak yang nantinya digunakan sebagai jalur JLS dan JSS.

Dirjen Bina Marga, Djoko Muryanto, mengatakan pemerintah pusat merencanakan pembangunan JSS, sedangkan Pemda Cilegon merencanakan JLS dengan panjang 15 km. "Rencananya kedua jalan tersebut dipertemukan dan disambung hingga sepanjang 9 km," katanya saat memberikan paparan di hadapan Wapres, Ahad (25/3).

Namun, kata dia, dalam prosesnya ditemukan kendala dalam dua rencana besar tersebut. Untuk JLS misalnya, kendala utamanya adalah administrasi pengerjaan proyek. Kontraktor yang ditunjuk adalah Istaka Karya, tapi kemudian pailit. Tapi, proyek tetap harus berjalan, karena pinjaman Bank Dunia tak bisa dibatalkan. Kontraktor dipindah ke Waskita. "Yang dilakukan adalah bagaimana seefisien mungkin proyek bisa dilakukan. Kekurangannya dibantu lewat APBN."

Tak hanya itu, kondisi jalan JLS yang sekarang pun masih dikatakan seadanya. Menurut Djoko, saat ini jalannya masih masuk kategori kelas tiga dan tonasenya hanya 20 ton. Hal inilah yang dianggapnya perlu ditingkatkan.

Sementara untuk JSS, lanjutnya belum menunjukkan hasil pengerjaan yang optimal, bahkan cenderung berhenti. "Untuk JSS sementara ini berhenti. Kalaupun dikerjakan paling sedikit-sedikit oleh Waskita tapi hasilnya tidak signifikan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement