Jumat 23 Mar 2012 23:41 WIB

Seruan Perdamaian Terus Menggema di Kalimantan Barat

REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Seruan untuk menjaga kedamaian di Kalimantan Barat terus bergaung. Ajakan memelihara perdamaian itu disuarakan Kaum Muda Lintas Latar Belakang.

"Kami mengajak dan menyerukan agar Kalbar damai, tanpa kekerasan," kata Hendrikus Adam, di sela diskusi terbuka Kaum Muda Lintas Latar Belakang di depan Gedung Magister Ilmu Sosial Universitas Tanjungpura Pontianak, Jumat.

Kaum Muda Lintas Latar Belakang merupakan wadah informal dari kumpulan individu lintas latar belakang yang menaruh perhatian agar perdamaian dan jalinan silaturahim antarsesama tetap kokoh di bumi Kalbar.

Menurut dia, damai merupakan sebuah proses, bukan hasil akhir sehingga dibutuhkan intensitas, sinergisitas, asa dan komitmen bersama untuk menjaganya hingga melahirkan kondisi harmonis di masyarakat.

Ia melanjutkan, beberapa waktu lalu, fakta bahwa suasana damai warga sedang menghadapi ujian di mana sebagian dirundung kecemasan. Insiden yang menimbulkan ketegangan dan keresahan bagi semua.

"Kita semua terganggu dan resah dengan situasi tersebut karena sejujurnya juga tidak diinginkan banyak pihak. Tidak satupun ajaran keyakinan yang mengajarkan untuk bertindak semaunya dengan cara-cara kekerasan," kata dia menegaskan.

Mereka bersyukur kondisi sudah berangsur kondusif. Namun, lanjut dia, langkah antisipatif perlu terus dilakukan agar kejadian serupa yang dapat mengusik kedamaian tidak terulang.

"Sebaliknya, peran segenap elemen masyarakat untuk memelihara perdamaian dalam realita warga Kalbar yang beragam adalah sebuah keharusan," ujar Hendrikus Adam.

Ia menegaskan, kekerasan versus kekerasan hanya akan membuahkan hasil sia-sia. Sementara, ia mengingatkan, situasi itu sangat mungkin dikelola oleh oknum tertentu yang cerdas membaca situasi dalam sisi lain dengan menjadikannya sebagai peluang.

"Kondisi-kondisi seperti ini baik bila disadari sebagai bagian dari antisipasi. Karena dapat menjadi celah terbuka yang berpotensi mengoyak semangat kebersamaan di dalam keberagaman yang terbangun begitu apik antarwarga saat ini," katanya.

Ia menambahkan, kekerasan adalah tindakan yang tidak produktif untuk terbangunnya kohesi sosial, terlebih dengan begitu gampangnya simbol-simbol identitas diseret di dalamnya.

"Karenanya Ormas dan atau pihak manapun yang melakukan cara-cara kekerasan berarti tidak menginginkan kohesi sosial itu ada dan tindakan ini tentu tidak dibenarkan. Pada sisi ini, peran tegas negara menjadi sangat penting guna memberikan rasa aman bagi warganya," kata aktivis Walhi Kalbar itu.

Ia mengakui, keberagaman latar belakang dengan identitas yang melekat dalam diri maupun suatu komunitas adalah khasanah, potensi dan modal sosial untuk saling bersinergi dan bukan malah untuk dipertentangkan.

Namun disadari bahwa simbol-simbol identitas juga faktanya memiliki potensi yang krusial dan sensitif disalahgunakan, karena begitu mudah disalahtafsirkan dengan beragam persepsi.

"Apalagi dijadikan 'alat' untuk mengakumulasi sentimen bernuansa SARA yang dapat berujung pada konflik destruktif," kata dia.

Terkait hal itu, Kaum Muda Lintas Latar Belakang Kalbar mengajak semua pihak tidak gampang terprovokasi atas berbagai isu maupun informasi yang berpotensi memecah belah.

Kemudian, meminta aparat keamanan tegas dan profesional dalam menjalankan tugas sebagai pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat.

"Mendukung penghormatan terhadap kebebasan pers dalam melakukan peliputan maupun menyampaikan informasi yang mendidik dan profesional dalam menjalankan tugas jurnalistiknya," ujar Hendrikus Adam.

Mereka juga mengajak para elit, pemuka dan segenap komponen masyarakat untuk memainkan peran sebagai perekat dalam bingkai semangat kebersamaan atas realita keberagaman dan bukan malah sebaliknya.

"Isu seputar suku, agama, ras antargolongan begitu sensitif, sehingga dengan ini kami mengajak berbagai kalangan untuk tidak mudah menyertakan simbol identitas yang dapat memicu ketegangan sosial manakala terjadi persinggungan/insiden murni antarpribadi maupun antarkelompok," katanya menegaskan.

Mengecam cara-cara kekerasan yang dilakukan oleh Ormas, dan atau pihak manapun dengan dalih apapun, yang berpotensi merusak stabilitas dan harmonisasi di Kalbar khususnya, di Indonesia pada umumnya.

Aparat dan pemerintah juga perlu melakukan langkah tegas-bijak konstitusional untuk memastikan tidak terjadinya cara-cara kekerasan sebagaimana dimaksud.

"Mari, warga Kalimantan Barat waspada dan menahan diri atas segala bentuk kemungkinan upaya provokasi dan menyadari serta menjadikan realita keberagaman sebagai potensi perekat persatuan dalam keberagaman dengan menghidupi sikap saling menghargai antarsesama," kata Hendrikus Adam.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement