Kamis 22 Mar 2012 21:33 WIB

Wajah Sejumlah Koruptor Dijadikan Ogoh-Ogoh

Rep: Ahmad Baraas/ Red: Heri Ruslan

REPUBLIKA.CO.ID,  DENPASAR  -- Menyambut Hari Raya Nyepi, umat Hindu di Bali, Kamis (22/3) malam menggelar pawai ogoh-ogoh di masing-masing desa. Kendati pawai ogoh baru dimulai sekitar 18.30 wita, namun persiapan telah dilakukan sejak Kamis siang.

Persiapan yang dilakukan antara lain dengan menggotong ogoh-ogoh, semacam ondel-ondel, ke tepi-tepi jalan, untuk diarak bersama-sama. Sebelumnya, sejumlah odel-ondel dibuat oleh warga banjar di kantor-kantor desa atau kantor banjar. Ogoh-ogoh dibentuk dan dihias menyerupai berbagai wajah, termasuk wajah sejumlah tersangka koruptor, seperti M Nazarudin.

Setelah diarak berkeliling desa, ogoh-ogoh itu dibakar dan dimusnahkan sebagai simbolisasi perlawanan terhadap butakala atau makhluk jahat.

Sementara itu, Kamis kemarin, kantor pemerintah dan swasta sudah banyak yang tutup, begitu pula toko-toko di Denpasar. Menurut Mujib asal Jember, yang bekerja pada sebuah toko busana di Denpasar, toko tempat dia bekerja memilih tutup pada Kamis, karena suasana kerja sudah tidak mendukung. Selain para konsumen memilih untuk beristirahat di rumah, sebagian lagi memilih meninggalkan Bali, untuk memanfaatkan liburan panjang.

Pada saat menjelang Nyepi katanya, jalanan di kota Denpasar, sampai ke kampung-kampung diwarnai kemacetan. Itu katanya terkait dengan persiapan dan pelaksanaan arak-arakan ogoh-ogoh. "Bukan hanya toko kecil yang tutup, tapi juga sejumlah mall tutup lebih awal dari biasanya," kata Mujib.

Warga lainnya, M Rafiq mengatakan, sudah sejak 16.00 Wita, jalanan di kota Denpasar macet. Itu katanya, karena masyarakat mulai mengeluarkan ogoh-ogohnya untuk diarak. "Malam hari, rasanya tidak ingin keluar rumah. macet," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement