Kamis 22 Mar 2012 20:38 WIB

Inilah Vaksin Berkelas Dunia Buatan Anak Bangsa

Kunjungan Rombongan Dinas Kesehatan Kota dan Kabupaten Provinsi Jawa Tengah ke Bio Farma di Bandung, Kamis (22/3)
Foto: humas bio farma
Kunjungan Rombongan Dinas Kesehatan Kota dan Kabupaten Provinsi Jawa Tengah ke Bio Farma di Bandung, Kamis (22/3)

REPUBLIKA.CO.ID,  BANDUNG -- Kepala Bagian Evaluasi Produk PT Bio Farma, dr Novilia Sjafri Bachtiar MKes, menekankan bahwa  vaksin yang digunakan oleh pemerintah Indonesia untuk mendukung program imunisasi nasional, merupakan buatan anak bangsa Indonesia, yaitu PT Bio Farma (Persero) yang letaknya di Pasteur Bandung.

Hal itu diungkapkannya saat berdialog dengan rombongan Dinas Kesehatan Kota dan Kabupaten Provinsi Jawa Tengah, di Bandung, Kamis (22/3). 

Selain digunakan oleh pemerintah Indonesia, kelebihan kapasitas produksi di ekspor ke lebih dari 110 negara, termasuk ke sekitar 30 negara Islam, bahkan akhir tahun 2011, telah mengekspor ke negara Iran, akhir tahun ini Bio Farma juga akan memasarkan vaksin Pentavalent, yaitu gabungan dari lima antigen sekaligus (Difteri, Tetanus, Pertusis, Hepatitis B dan HIB) ungkap, Sarimuddin Sulaeman, Direktur Pemasaran PT Bio Farma, menambahkan.

 

Dr Novilia pun menjelaskan bahwa sebelum vaksin dipasarkan, sudah melewati tiga fase uji klinik (clinical trial). Setelah produk dipasarkan, juga Bio Farma akan melakukan Post Marketing Surveillance (PMS), yaitu untuk melihat imunitas atau kekebalan yang terbentuk di masyarakat setelah dilakukan imunisasi dan keamanan vaksin sehingga diketahui efektivitas dan kualitas vaksin tersebut. Dari pertemuan tersebut, juga perwakilan dari kepala dinas menawarkan untuk dilakukan PMS di wilayahnya.

Sementara itu, Efrizon, selaku Kepala Divisi Penjualan Dalam Negeri yang juga hadir, menambahkan bahwa Jawa Barat merupakan peringkat pertama untuk penyerapan vaksin yang telah dialokasikan oleh Dinas Kesehatan tingkat Provinsi. Sedangkan Jawa Tengah ada di peringkat kedua. ''Kami berharap agar penyerapannya dapat mencapai 100 persen, sehingga target cakupan imunisasi pemerintah dapat terus meningkat,” ungkapnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekalongan, Dr Dwi Herry Wibawa M.Kes, menyarankan agar Bio Farma melakukan sosialisasi. Efrizon menjelaskan bahwa saat ini sedang berjalan program siang klinik di beberapa kota di Indonesia yang tujuannya untuk mensosialisasikan imunisasi.

Salah seorang peserta kunjungan pun berharap agar Bio Farma dapat segera memproduksi vaksin untuk penyakit  diare atau rotavirus karena penyakit ini sering menyerang bayi dan anak–anak. (adv)

sumber : Public Relations Bio Farma
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement