Rabu 21 Mar 2012 23:13 WIB

Di Mamasa, Premium Dijual Rp 12.000 Per Liter

REPUBLIKA.CO.ID,MAMASA--Harga bahan bakar minyak jenis premium bersubsidi tingkat pedagang pengecer di Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, saat ini sudah mencapai Rp12.000/liter.

"Harga premium yang dijual pedagang pengecer kini sudah meroket dari sebelumnya Rp6.000 menjadi Rp 12.000/liter," kata Rody, salah seorang warga Mamasa di Mamuju, Rabu.

Menurutnya, harga premium yang dijual oleh pedagang pengecer di Mamasa melonjak sejak sepekan terakhir. "Harganya sudah tidak wajar lagi. Kondisi ini semakin menyulitkan ekonomi masyarakat di daerah hasil pemekaran Kabupaten Polewali Mandar ini," kata dia.

Ia mengatakan, gejolak harga BBM di Mamasa ini juga dipicu akibat kurangnya stok yang masuk ke daerah itu sejak beberapa pekan terakhir.

Rody mengatakan, harga bahan bakar minyak di Mamasa melonjak lebih awal dari target rencana pemerintah menaikkan harga BBM pada April 2012.

"Harga BBM di Mamasa sudah mahal sebelum ada kenaikan harga resmi dari pemerintah. Bisa jadi, kabar naiknya BBM pada April membuat pedagang pengecer berspekulasi menaikkan harga," ujarnya.

Wakil Ketua DPRD Sulbar Arifin Nurdin mengaku prihatin dengan gejolak naiknya BBM di Mamasa.

"Harga BBM di Mamasa dan wilayah pedalaman lainnya sebetulnya sudah mahal. Saya tidak bisa bayangkan dampaknya kalau pemerintah menaikkan BBM pada April," katanya.

Menurutnya, kebijakan pemerintah pusat menaikkan harga bahan bakar minyak momentumnya kurang tepat karena angka kemiskinan di Indonesia masih tinggi.

"Saya rasa kebijakan menaikkan harga BBM belum saatnya ketika kondisi ekonomi masyarakat belum membaik," katanya.

Ia mengatakan, apabila harga BBM naik, bisa diprediksi akan mempengaruhi terjadinya inflasi.

Karena itu, kata dia, pemerintah diharapkan lebih bijak mengambil suatu keputusan sebelum harga BBM dinaikkan dari harga Rp4.500/liter untuk premium menjadi Rp 6.000/liter.

"Jika memang harus naik, idealnya naik Rp 500/liter sehingga tidak terlalu mempengaruhi lonjakan harga kebutuhan pokok," kata dia.

Arifin yang juga Ketua DPD PDK Sulbar ini mengatakan, yang paling merasakan dampak kebijakan menaikkan harga BBM adalah masyarakat ekonomi kecil termasuk para nelayan.

"Kita bisa melihat bagaimana perkembangan harga sembako di sejumlah pasar tradisional. Pemerintah belum menaikkan harga BBM tetapi pedagang mulai menaikkan harga sembako," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement