REPUBLIKA.CO.ID, JEMBER - Sebanyak lima siswa sekolah menengah kejuruan (SMK) di Kabupaten Jember, Jawa Timur, mengundurkan diri dari kepesertaan dalam ujian nasional (UN) pada 16 April 2012, karena mereka menikah sebelum ujian itu.
Kepala Dinas Pendidikan Jember, Bambang Hariono, Rabu, mengatakan lima siswa SMK tersebut sudah tidak mengikuti uji kompetensi keahlian (UKK) SMK yang digelar di Jember pada Senin (19/3), karena mereka sudah mengundurkan diri menjadi peserta UN.
"Saya baru mengetahui lima siswa SMK yang tidak hadir dalam UKK itu karena menikah, setelah saya melakukan inspeksi mendadak (sidak) pelaksanaan UKK di salah satu SMK Negeri di Jember," tuturnya.
Data di Dinas Pendidikan Jember tercatat jumlah peserta SMK yang mengikuti UN sebanyak 7.854 siswa yang tersebar di delapan SMK Negeri dan 84 SMK swasta.
Bambang mengakui bahwa hampir setiap tahun ada siswa SMA atau SMK yang tidak mengikuti UN karena alasan menikah, namun pihak Dinas Pendidikan melalui masing-masing sekolah sudah berusaha maksimal memberikan pemahaman kepada orang tua siswa yang bersangkutan.
Kepala Bidang SMP, SMA dan SMK Dinas Pendidikan Jember, Tatang Priyanggono, mengatakan sebanyak 85 siswa SMK tidak hadir dalam ujian kompetensi kejuruan yakni dua siswa sakit dan 83 siswa mengundurkan diri.
"Ada beberapa alasan pengunduran diri peserta UN tingkat SMK yakni pindah sekolah, bekerja, dan menikah, sehingga secara otomatis mereka dicoret dari daftar nominasi tetap (DNT) UN SMK," paparnya.
Menurut dia, 83 siswa SMK tersebut dinyatakan gugur dalam UKK dan tidak bisa mengikuti UN yang akan digelar pada 16 April 2012, namun khusus dua siswa yang memberikan keterangan sakit bisa mengikuti ujian susulan.
Sementara anggota Komisi D DPRD Jember, Abdul Ghofur, meminta Dinas Pendidikan melakukan tindakan pencegahan terhadap anak-anak yang menikah sebelum pelaksanaan UN.
"Fenomena siswa tidak bisa ikut UN karena dinikahkan orang tuanya menjadi hal yang biasa di Jember, namun saya minta Dispendik melalui sekolah harus berperan aktif untuk berkomunikasi dengan orang tua siswa, sehingga mereka bisa ikut UN dan menunda pernikahannya," ucap politisi PAN Jember itu.