REPUBLIKA.CO.ID, BLITAR -- Seorang ibu bernama Rini (40) dan anaknya Meri (7), warga Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, terserang kumbang rove atau "Tomcat" (Paederus Littorarius).
"Anak dan istri saya terkena. Awalnya, istri saya mengeluh badannya panas," kata Bambang, suami Rini, ditemui di rumahnya, Dusun Pacuh, Desa Penataran, Kecamatan Nglegok, Selasa.
Ia mengatakan bahwa istrinya mengeluh merasa sakit sekitar tiga hari lalu. Anak dan istrinya saat itu sedang berada di kebun belakang rumahnya. Mereka langsung menjerit ketika merasa tubuhnya digigit sesuatu.
"Anak saya merasa tubuhnya gatal di bagian paha atas. Di tubuhnya ada bekas warna hitam," katanya.
Ia mengaku tidak mengetahui dengan persis hewan yang menyerang anak dan istrinya. Namun, dari penuturan, hewan itu mirip dengan semut dan kumbang yang sering disebut "Tomcat" yang saat ini ramai diperbincangkan di media.
Pihaknya saat ini merasa was-was dengan adanya hewan itu. Terlebih lagi, dari informasi yang dia terima saat menonton televisi, memang hewan itu berbisa dan perlu dijauhi.
Ia berharap pemerintah daerah segera melakukan tindakan agar tidak ada warga yang digigit hewan itu. Selain menimbulkan rasa sakit, proses penyembuhannya juga cukup lama dan meninggalkan warna hitam dari bekas gigitannya.
Di Kabupaten Blitar, serangan kumbang beracun itu memang terlihat di Kecamantan Nglegok, sudah sekitar tiga hari lalu. Kumbang itu masuk ke dalam rumah warga pada malam hari.
Kumbang ini masuk secara bergerombol antara lima hingga belasan ekor. Kumbang-kumbang ini menuju ke tempat yang ada cahayanya dan lembab seperti di kamar mandi.
Sementara itu, Kepala Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar Imaduddin mengaku belum mendapatkan laporan adanya serangan Tomcat di kabupaten tersebut.
"Kami belum dapat laporan. Nanti, akan kami cek," katanya.