Senin 19 Mar 2012 15:38 WIB

HN, Koordinator Kelompok Terduga Teroris di Bali

Rep: Bilal Ramadhan/ Red: Djibril Muhammad
Kadiv Humas Polri, Irjen Pol. Saud Usman Nasution.
Foto: Antara/Reno Esnir
Kadiv Humas Polri, Irjen Pol. Saud Usman Nasution.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Polisi menembak mati lima orang tersangka teroris di dua lokasi berbeda di Denpasar, Bali pada Ahad (18/3) malam, salah satunya HN. Polri mengungkapkan HN merupakan pimpinan dari lima tersangka yang akan berencana melakukan aksi teror di pulau yang dijuluki Pulau Dewata itu.

"Iya, HN pemimpinnya. Sebelum di Bali, sudah ada persiapan," kata Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Polisi Saud Usman Nasution dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta, Senin (18/3).

Saud memaparkan HN merupakan salah satu Daftar Pencarian Orang (DPO) dari aksi perampokan CIMB Niaga Medan, Sumatera Utara pada 18 Agustus 2010. Dalam pelariannya, HN pun membentuk kelompok atau jaringan lain untuk melakukan aksi teror.

Ia juga melakukan perekrutan beberapa orang yaitu DD yang berasal dari Bandung, UH alias Kapten asal jepara (Jawa Tengah) dan M alias Abu Hanif asal Makasar (Sulawesi Selatan). Kemudian mereka memutuskan untuk melancarkan aksinya di Bali.

Di pulau tersebut, kelompok ini juga merekrut satu orang warga lokal Bali untuk memudahkan rencana aksi teror mereka yaitu AG asal Jimbaran. Kelompok ini pun mendesain denah yang memuat tempat-tempat yang akan dilakukan fai atau perampokan harta orang lain, di antaranya Toko Emas Uluwatu, Bali Money Changer dan Kafe La Vida Loca.

"Mereka juga rekrut warga lokal untuk memudahkan aksinya bahkan karyawan hotel pun diajak (AG). Ini seperti kasus bom di Ritz Carlton," ujar mantan Kepala Densus 88 ini.

Untuk kasus perampokan CIMB Niaga Medan, polisi masih mencari sebanyak tujuh orang DPO lainnya. Ia mengklaim Tim Densus 88 telah memiliki data informasi untuk mencari keberadaan mereka. Salah satunya HN yang membentuk kelompok lain dan merencanakan aksi teror di Bali.

Saat ditanya mengenai kabar adanya dua orang yang ditangkap dengan kepala ditutup kain hitam usai penangkapan dan menembak mati lima orang tersangka, ia membantahnya. "Tidak ada, saya sudah tanya petugas di sana dan tidak ada itu," tegasnya.

Dengan tewasnya lima orang tersangka teroris ini, tentunya menambah daftar panjang korban aksi tembak mati yang dilakukan Densus 88. Pada 2011 terjadi sebanyak enam orang tersangka teroris yang tewas ditembak mati Densus 88 dan di awal tahun ini sudah ada lima tersangka teroris yang langsung ditembak mati.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement