REPUBLIKA.CO.ID, Yogyakarta -- Aparat kepolisian membubarkan paksa aksi menolak kenaikan harga BBM dengan water canon, Senin (19/3).
Sebelum membakar patung Babi dari kertas bertuliskan Si Babi Yono, massa hendal membakar foto SBY-Boediono. Aparat yang berjaga lantas merebut foto tersebut dan mengamankannya. Terjadilah bentrokan antara aparat dengan massa aksi.
Di tengah kericuhan, patung babi dibakar sehingga menimbulkan ledakan-ledakan kecil. Lantas, polisi memadamkan kobaran api dan membubarkan massa dengan menyemprotkan air dari mobil water canon.
Selanjutnya massa melimpari batu ke arah aparat kepolisian yang langsung dibalas oleh aparat. Massa dipaksa mundur hingga mendekati gerbang kampus UIN Sunan Kalijaga. Hingga saat ini, pukul 12.13 WIB, masih terjadi bentrokan antara massa aksi dengan ratusan aparat kepolisian.
Dari pantauan Republika,lemparan batu yang mengenai mobil water canon masih dilakukan massa.
Massa aksi kemudian dipukul mundur hingga masuk kampus UIN dan terus melakukan perlawanan. Selain melempari aparat dengan batu, massa juga merusak dua trafight light di jalan Timoho.
Sebelumnya, aksi yang digelar ratusan Aliansi Rakyat Menggugat (ARM) menutup ruas pertigaan jalan Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Senin (19/3).
Ratusan aparat yang mengamankan jalannya aksi mensterilkan ruas jalan Adi Sutjipto dan Timoho.
Arus kendaraan dari dan menuju Yogya serta dari Timoho dikosongkan pihak kepolisian sejak pukul 10.30 WIB.
Sempat terjadi adu antara peserta aksi dengan pengguna jalan yang dilarang melewati jalan. Namun, aparat yang berjaga segera melerai dan meminta pengguna jalan untuk memutar balik. Alhasil, dari semula sepeda motor diperbolehkan melewati ruas pertigaan UIN Sunan Kalijaga, akhirnya dilarang seluruhnya lewat.