REPUBLIKA.CO.ID, TIMIKA -- Tiga penumpang Helikopter Airfast PK-ODA ditemukan dalam kondisi tewas di antara reruntuhan helikopter nahas yang jatuh di lembah dekat terowongan 73, Tembagapura, Mimika, Papua.
Juru Bicara PT Freeport Indonesia, Ramdani Sirait, yang dihubungi ANTARA dari Timika, Minggu, mengatakan para korban sedang dievakuasi ke Rumah Sakit Tembagapura untuk proses identifikasi.
Ketiga penumpang itu adalah pilot Shri Krishnan asal Selandia Baru dan penumpang asal Papua yakni Iyan Timisela dan Adrianus Amba Sangka. "Perusahaan telah mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk evakuasi para korban," kata Ramdani.
Sementara itu, sejumlah kerabat para korban terus berdatangan ke hanggar Helikopter Airfast di Bandara Mozes Kilangin Timika sejak Minggu pagi untuk mendapatkan informasi tentang nasib keluarga mereka.
Yapi Timisela, kakak kandung Iyan Timisela, karyawan PT Pangansari Utama yang ikut menumpang helikopter nahas itu mengatakan keluarga sangat berharap Iyan bisa ditemukan dalam kondisi selamat.
"Kami berharap jangan sampai terjadi musibah dan Iyan bisa kembali dalam keadaan selamat," kata Yapi. Ia menuturkan, Iyan Timisela yang berasal dari Kampung Hulaliu Ambon sudah tiga tahun bekerja di PT Pangansari Utama. Lelaki berusia 31 tahun itu hingga kini masih bujang dan tinggal di Lorong Griya 9, Jalan Budi Utomo, Timika.
Perusahaan tempat Iyan bekerja menyediakan katering untuk para karyawan PT Freeport Indonesia dan juga sejumlah perusahaan lain, termasuk perusahaan Eksplorasi Nusa Jaya yang beroperasi di Wanagon, Tembagapura.
Menurut Yapi, Iyan sudah dua bulan bertugas di Wanagon dan pada Sabtu pagi bersama rekannya, Adrianus Amba Sangka, ia menumpang Helikopter Airfast PK-ODA yang dipiloti Shri Krishnan, warga negara Selandia Baru, dari Wanagon menuju Tembagapura.
"Sabtu pagi sebelum naik helikopter dia sempat telepon ke kampung untuk bicara dengan mama karena mama dalam keadaan sakit. Teleponnya diterima adik saya tapi karena sinyal kurang bagus sehingga adik tidak mendengar jelas apa yang dia bicarakan," tutur Yapi.
Pada Sabtu sekitar pukul 11.00 WIT, keluarga berusaha mengontak Iyan melalui handphone (HP) miliknya. Meski nada panggil tersambung, namun Iyan tidak menjawab panggilan dari keluarganya di Timika. Keluarga terus mengontak ke handphone Iyan hingga pukul 21.00 WIT.
"Sampai Sabtu malam, kami masih terus kontak dia, tapi HP-nya tidak diangkat-angkat," tutur Yapi. Helikopter Airfast dengan nomor registrasi PK-ODA dioperasionalkan oleh perusahaan Eksplorasi Nusa Jaya.
Pada Minggu pagi, pihak Airfast mengerahkan tiga unit helikopter dari Bandara Mozes Kilangin Timika untuk melakukan pencarian helikopter yang hilang kontak sejak Sabtu (17/3) siang itu.